JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), yang memiliki cadangan emas terbesar kedua di antara perusahaan-perusahaan tercatat di Indonesia, menjadikan tambang Citra Palu Mineral (CPM) sebagai permata utamanya, dengan 31,5 Mt cadangan dan 40,2 Mt sumber daya dengan kadar bijih rata-rata 3,5 g/t.
Tambang ini dilengkapi dengan dua pabrik produksi dengan kapasitas pemrosesan bijih gabungan sebesar 4.500 tpd, dan perusahaan berencana membuka pabrik lain pada 4Q24, menambah kapasitas tambahan sebesar 4.000 tpd.
“Selain itu, pada tahun 2027, BRMS berencana untuk memulai penambangan bawah tanah di Blok-1 Poboya dengan target kadar bijih yang lebih tinggi sebesar 4,9 g/t, sehingga meningkatkan estimasi produksi dore bullion pada tahun 2027F menjadi 145,4 koz, naik 165,6% dari produksi saat ini,” demikian laporan tertulis yang dilansir analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Hernanda Cahyo, (1/11/2024).
Selain CPM, BRMS memiliki aset penting lainnya di seluruh Indonesia, antara lain Banten (18,4 Mt) di Jawa, Aceh (2,3 Mt) di Sumatra, dan Gorontalo (105,4 Mt ). Untuk memanfaatkan aset-aset ini, pabrik pengelolaan akan mengkomersialkan Gorontalo Minerals, sebuah tambang tembaga dan emas, pada tahun 2026F, memproses 2.000 tpd dengan kadar tembaga dan emas masing-masing sebesar 0,49% dan 0,43 g/t.
Bumi Resources Minerals menyatakan bahwa laporan keuangan kuartal III 2024 sedang diaudit. Hal tersebut terkait dengan rencana perusahaan untuk mencari pembiayaan bank untuk mendanai belanja modalnya di masa depan. Belanja modal tersebut mencakup antara lain, pembangunan infrastruktur untuk memonetisasi prospek pertambangan bawah tanah di Palu, dan drilling campaign untuk meningkatkan ukuran sumber daya & cadangan bijih tembaga di proyek tambangnya di Gorontalo, Sulawesi.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Hernanda Cahyo menyebut kunjungan Samuel Sekuritas bersama direktur Bumi Resources Minerals (BRMS) ke beberapa fund manager mengungkap tingginya ketertarikan investor pada ekspansi perusahaan atas tambahan kapasitas 4.000 tpd dalam pengembangan, dan penambangan bawah tanah yang direncanakan pada tahun 2027 di Citra Palu Mineral (CPM).
Pendorong pertumbuhan BRMS adalah keterlibatan AP Investment/Salim Group yang Samuel Sekuritas harapkan mendorong CAGR 2024-2028F sebesar 22,0% pada tingkat EBITDA dan 19,2% untuk EPS.
“Didukung oleh perkiraan produksi dore bullion yang kuat sebesar 54,7 koz pada 2024F (+135,3% YoY) dan 78 koz pada 2025F (+42,5% YoY), serta kenaikan harga emas pada US$ 2,600/oz, kami memproyeksikan BRMS akan mencapai pendapatan 2025F sebesar US$ 207 juta (+57,5% YoY) dan EBITDA sebesar US$ 75 juta (+70,6% YoY). Oleh karena itu, kami mengulangi rekomendasi BELI kami pada BRMS dengan target harga baru dari Rp 230 menjadi Rp 500 (berbasis SOTP), yang mencerminkan US$ 26,6/ton EV/cadangan dan potensi kenaikan sebesar 35,9%,” tegas analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Hernanda Cahyo.(RA)
Komentar Terbaru