JAKARTA – Pelaku usaha tambang batu bara memprediksi tren peningkatan harga batu bara akan terus berlanjut hingga akhir tahun bahkan 2022. Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI), mengungkapkan bahwa pada dasarnya pergerakan harga batu bara tidak ada yang bisa memprediksi. Namun pelaku usaha menyambut baik kondisi harga saat ini dan berharap bisa terus berlanjut.
“Kalau pengusaha ditanya mengenai harapan soal harga, ya pasti berharap harga naik terus. Tapi terus terang sulit untuk memprediksi harga karena faktor-faktor yang mempengaruhi supply dan demand itu diluar kendali (uncontrolable), seperti misalnya cuaca, dan lain-lain,” kata Hendra kepada Dunia Energi, Jumat (6/8).
Pelaku usaha menilai tren positif harga batu bara bagi mereka borpotensi terus bertahan pada tahun ini, bahkan hingga awal 2022 lantaran adanya pergantian musim di negara-negara konsumen utama batu bara dunia, seperti China.
“Memang sulit diprediksi ya. Kemungkinan sih bisa berlangsung sampai akhir tahun (kenaikan harga), apalagi jelang akhir tahun kan memasuki musim dingin sehingga biasanya permintaan batu bara akan meningkat,” ungkap Hendra.
Menurut Hendra, kondisi harga batu bara sekarang ini berdampak positif bagi perusahaan batu bara setelah tahun lalu terkena dampak cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.
“Dampak bagi pelaku usaha yah tentu dampak positif, sehingga pengusaha bisa memperbaiki keuangan yang terdampak pada saat harga sangat rendah di periode April-September tahun lalu,” katanya.
Peningkatan permintaan batu bara di China, Jepang dan Korea Selatan membuat Harga Batu bara Acuan (HBA) Agustus 2021 tercatat melonjak hingga ke angka US$130,99 per ton, angka tertinggi lebih dari satu dekade terakhir.
Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan selain China, menguatnya harga juga didorong meningkatnya permintaan batu bara dari Jepang dan Korea Selatan yang menjadi faktor kenaikan harga batu bara global. Pada Februari 2021 rekor HBA tertinggi tercatat US$127,05 per ton.(RI)
Peningkatan produksi harus memperhatikan daya dukung lingkungan.
Jangan nanti exploitasi sda malah ekosistem hancur rakyat yg jd korban. Ingat Bencana hidrology
[…] Noridawati pada Harga Batu Bara Berpotensi Terus Naik Hingga Awal 2022 […]