JAKARTA – Strategi teknis baru dalam pengelolaan jaringan fasilitas produksi di Blok Mahakam menjadi jalan PT Pertamina Hulu Mahakam untuk menambah cadangan yang dapat diambil (recoverable reserve).
Sukandar, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan Blok Mahakam menjadi salah satu blok yang dievaluasi menyusul terjadinya penurunan produksi di sana.
Pembahasan terakhir bersama dengan Pertamina, Pertamina Hulu Mahakam menjanjikan satu metode baru yang diyakini bisa mengembalikan produksi di sana sekaligus menambah cadangan gas terbukti yang dapat diproduksikan.
Pertamina Hulu Mahakam akan meniru cara yang dilakukan di Blok Sanga Sanga, yakni dengan menurunkan tekanan gas di jaringan.
“Pertamina Hulu Mahakam menemukan cara tersebut sudah dilakukan di Blok Sanga Sanga akan diimprove minimal 1 TCF. Saya ingin bukti, mana buktinya. Mereka yakin jika itu sukses di Sanga-Sanga seharusnya akan sukses di Blok Mahakam. Jadi itu yang dilakukan, ada tambahan potensi nantinya 1 TCF tambahan recoverable reserve,” kata Sukandar di Jakarta, belum lama ini.
Dia pun meminta Pertamina untuk serius mempersiapkan langkah tersebut karena pemerintah sudah menargetkan produksi Mahakam kembali naik pada 2019.
John Anis, General Manager Pertamina Hulu Mahakam, mengatakan metode yang akan dilakukan adalah very low pressure. Caranya dengan mempersiapkan kompresor di platform eksisting yang ada di Blok Mahakam. Fungsinya adalah untuk menurunkan tekanan gas yang ada di jaringan pipa-pipa yang biasa dialiri gas saat produksi gas.
Dia menjelaskan, penyesuaian tekanan gas diperlukan karena disinyalir tekanan gas di jaringan pipa-pipa Blok Mahakam lebih tinggi dibanding tekanan gas yang berada di sumur-sumur produksi.
“Very low pressrure. Jadi kami mau pasang kompresor di platform eksisting. Tekanan jaringan kami turunkan, jaringan kan seperti transmisi. Kalau sumur tekanan rendah jaringan tinggi ya tidak bisa masuk dong (gasnya),” ungkap John.
Namun demikian untuk melakukan pemasangan kompresor menurut John juga membutuhkan persiapan lebih matang, karena dari kondisi wilayah kerja antara Mahakam dan Sanga-Sanga juga berbeda. Jika di Sanga Sanga persiapan hanya dari sisi lahan serta sumur, di Mahakam harus dipersiapkan beberapa fasilitas tambahan di platform.
“Setiap lapangan berbeda, kalau Sanga-Sanga kan onshore, kami kan offshore tantangan berbeda. Kalau lepas pantai bagaimana, kalau di darat tinggal bikin sumur sama pembebasan lahan,” papar John.
Rata-rata lifting gas di blok Mahakam sepanjang 2018 hanya 832 juta kaki kubik per hari (mmscfd), atau hanya 75% dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi tersebut juga masih dibawah realisasi 2017 sebesar 1.286 mmscfd.
Pada 2019, Pertamina Hulu Mahakam berencana meningkatkan kegiatan pengeboran sumur eksploitasi menjadi 118 sumur dari tahun lalu yang hanya 63 sumur.
Berdasarkan kesepakatan dalam Work Plan and Budget (WPNB) antara SKK Migas dan PHM, target lifting gas Mahakam tahun ini mencapai 196 ribu barrel of oil ekuivalent per day (boepd) dan lifting minyak lifting minyak pada tahun ini sebesar 50 ribu bph, naik 18,3% dari posisi pada tahun lalu sebesar 42,2 ribu bph.(RI)
Komentar Terbaru