KARAWANG – Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 berpotensi menghasilkan penghematan bagi PT PLN (Persero). Hal itu tidak lain karena listrik yang dibeli dari PLTGU kompetitif untuk seukuran pembangkit listrik tenaga gas yang terintegrasi langsung dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU).
Selama masa life time pembangkit, PLN mendapatkan tarif listrik dengan harga US$ 5,5038 cent per kWh atau Rp 797 per kWh (kurs Rp 14.500). Dengan tarif murah itu PLN bisa menghemat, sehingga tidak menimbulkan beban baru.
“Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif yang efisien, PLN berpotensi menghemat sebesar Rp43 triliun,” kata Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PLN disela peletakan batu pertama PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/12).
Supangkat mengatakan penghematan baru akan benar-benar terasa saat PLTGU Jawa-1 bisa menggantikan pasokan listrik dari pembangkit lainnya
“Pembangkit-pembangkit yang lama kan tidak efisien. Ini sangat efisien. Jadi tentu bebannya akan turun sehingga secara total rupiah per kWh akan turun di Jawa Bali. Setelah masuk beroperasi, nanti biaya pokok produksinya akan lebih hemat,” ungkap Supangkat.
Pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 yang ditargetkan selesai September 2021 merupakan bagian dari Program 35 ribu MW. “Pasokan listrik nantinya akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN,” kata dia.
Murahnya harga listrik tidak lepas dari integrasi penyediaan listrik dengan pasokan dan pengolahan bahan baku primer gas yakni FSRU Jawa 1.
Konsorsium PT Jawa Satu Power sebagai perusahaan pembangunan FSRU menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU. Proyek senilai US$1,8 miliar atau sekitar Rp26 triliun ini dibiayai konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing. Pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.
Jawa Satu Power adalah perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation, dengan persentase kepemilikan masing-masing 40:40: 20.
PLTGU Jawa-1 akan menjadi pembangkit follower atau akan standby menyediakan kebutuhan listrik. Jadi ketika ada penurunan daya dari pembangkit lain, maka pasokan dari PLTGU Jawa-1 akan langsung dialirkan.(RI)
Komentar Terbaru