BALIKPAPAN– PT PertaminaHulu Kalimantan Timur (PHKT), PT Pertamina EP Tarakan dan Bunyu Field (PEP Tarakan dan Bunyu Field) yang sejak April 2021 tergabung dalam Pertamina Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10 di bawah naungan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berhasil menorehkan berbagai keberhasilan sepanjang tahun 2021 melalui kolaborasi, sinergi dan akselerasi.
Mengusung konsep borderlessdalam startegi operasi dan bisnis, setiap anak perusahaan di Zona 10 dapat saling mendukung dan berbagi kompetensi, hingga mampu mengakselerasi pencapaian targetyang dapat mendorong ketahanan energi nasional.
Di pengujung 2021, Zona 10 pun berhasil meraih penghargaan 2 PROPER Emas dari KLHK. PROPER merupakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dimana PROPER emas merupakan predikat tertinggi.
Penyerahan penghargaan bagi Predikat Hijau dan Emas Proper 2021 dilaksanakan di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 28 Desember 2021.Untuk pertama kalinya, PHKT Bagian Operasi Bagian Utara (DOBU) berhasil meraih PROPER Emas dengan program kopi luwak liberika di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Harapannya Kapak Prabu dapat menjadi ikon eduwisata kopi luwak liberika yang dapat memberikan dampak positif secara sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan dengan cakupan lebih luas lagi.
PEP Tarakan Field untuk ke tiga kalinya meraih PROPER Emas dengan program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (KUBEDISTIK) Kota Tarakan. Dengan adanya kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sertifikasi pengrajin batik, character building, dan pelatihan manajemen kelompok dan pemasaran, anggota KUBEDISTIK pun dapat mengembangkan minat dan bakat mereka. PHKT Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) dan PEP Bunyu Field juga berhasil mendapat PROPER Hijau tahun ini.
Di saat yang bersamaan, pada 2021 di tutup dengan keberhasilan PHKT dan PEP Bunyu dalam akselerasi produksinya. PHKT sukses melakukan percepatan reaktivasi Sapi Gas Handling Surface Facility (GHSF) di wilayah kerja Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU), Samboja, Kalimantan Timur. Kegiatan tajak menjadi 1,5 tahun dari rencana awal target selesai tajak pada kuartal 2 tahun 2023. Percepatan ini telah menambah sumur yang dikelola PHKT dari 3 menjadi 7 sumur. Hal ini akan membuat kapasitas produksi secara total menjadi 8 MMSCFD yang kemudian akan mencapai puncaknya di angka 30 MMSCFD.
Direktur Utama PHI Chalid Said Salim menjelaskan semua fungsi telah berkolaborasi dalam mengantisipasi dan mendisain program reaktivasi GHSF Sapi ini dengan baik. ”Kegiatan ini merupakan implementasi borderless antar anak perusahaan PHI, yang sudah terprogram dengan baik, hingga kegiatan pemboran tetap terjaga baik dari aspek safety dan operations, juga membuka kesempatan inovasi untuk efisiensi yang tepat,” ujar Chalid.
Sementara itu, General Manager Zona 10, Raam Krisna, memaparkan bahwa reaktivasi Sapi GHSF telah membuka peluang untuk dilaksanakannya operasi lintas batas dengan anak perusahaan Pertamina lainnya, di mana data dari hasl pengeboran tersebut dapat menjadi referensi untuk border area Sapi-South Handil. Menurut dia, kolaborasi yang solid antar anak perusahaan Pertamina dapat di lakukan dalam pemanfaatan material ex-terminasi di proyek Sapi ini.
”Produksi PEP Bunyu Field berhasil diakselerasi, dengan target 3 sumur masing-masing menghasilkan 300-350 BOPD. Saat ini dua sumur telah selesai yakni sumur B-217 dan BN-57, harapannya satu yang saat ini sedang proses drilling dapat segera memberikan kontribusi produksinya juga. Proses akselerasi terwujud dengan komitmen dan kerjasama yang besar baik dari internal ataupun pemangku kepentingan lain, dalam hal ini dengan berkolaborasi dengan SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi, sejak persiapan seperti pengadaan material dan peralatan, persetujuan AFE, ataupun persiapan lokasi,” jelas Krisna.
Menghadapi 2022, PHI dan seluruh anak perusahaannya, akan terus berkolaborasi, berintegrasi, dan bersinergi; walaupun menghadapi banyak tantangan dan dalam masa pandemi COVID-19 ini; untuk memenuhi target pemerintah 1 juta barrel pada 2030. (RA)
Komentar Terbaru