JAKARTA – Pemerintah menargetkan akan ada percepatan pengembangan dari salah satu temuan gas terbesar, Blok Sakakemang. Bahkan setelah dilakukan pembahasan insentif, Repsol selaku operator blok juga telah mengklaim bisa memproduksikan gas dalam waktu tiga tahun ke depan. Sukandar, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan target tiga tahun untuk bisa memproduksi gas Blok Sakakemang merupakan target yang wajar. Beberapa cara untuk mengejar target tersebut. Pertama, adalah terkait kesiapan fasilitas produksi dan pengolahan gas.
“Bagaimana caranya? Kami terus terang beruntung karena di South Sumatera sudah ada gas pipeline ada yang 30 inci, 32 inci, sehingga cukup dekat untuk dialirkan. Jarak dari sumur yang di drill dan discovery itu kira-kira cuma 25 km jadi tidak jauh, itu bukan pekerjaan sulit, sangat gampang,” kata Sukandar di Jakarta, belum lama ini.
Ketika fasilitas pipa untuk mengalirkan gas sudah bisa direncanakan maka berikutnya adalah fasilitas pengolahan, terutama untuk memisahkan kandungan CO2 yang ada di gas.
Sukandar mencontohkan untuk membangun sebuah fasilitas pemisahan CO2 tidak membutuhkan waktu panjang atau bisa kurang dari tiga tahun. “Untuk pengerjaan bagaimana pemisahan CO2-nya tidak terlalu sulit makanya butuh sekitar tiga tahun. Untuk ilustrasi, pabrik bangunnya itu 30 bulan paling sampai dengan produksi. Jadi tiga tahun adalah waktu yang wajar,” katanya.
Salah satu tantangan dalam pengembangan gas adalah ketersediaan konsumen. Sebuah lapangan tidak akan dikembangkan, selama belum ada konsumen gas.
Untuk pengembangan Sakakemang, SKK Migas sudah memetakan potensi pembeli gas.
Menurut Sukandar beberapa kandidat industri di sekitar blok bisa dijadikan sebagai pasar gas Sakakemang, belum lagi dengan adanya kebutuhan gas besar dari Kilang Dumai milik Pertamina. Selain itu, gas dari Sakakemang juga bisa dialirkan ke industri yang berada di pulau Jawa melalui gas pipa yang sudah tersambung.
“Kami lihat masih ada potensi, termasuk konsumen industri di Jawa Barat, karena sudah ada pipa dari Selat Sumatera oleh PGN. Jadi tiga tahun apakah mungkin, sangat memungkinkan,” kata Sukandar.
Jaffee Suardin, Deputi Perencanaan SKK Migas, menambahkan strategi SKK Migas saat ini adalah melihat ada tidaknya peluang pemanfaatan fasilitas eksisting di berbagai penemuan cadangan migas baru yang siap untuk dikembangkan, termasuk di Blok Sakakemang.
“Untuk ke depannya, termasuk di Sakakemang, kami prioritasnya menggunakan fasilitas yang ada di sekitar discovery. Kami semua sudah cari jalan, supaya fasilitas-fasilitas yang available di sekitar discovery bisa digunakan bersama, itu first priority. Kalau tidak bisa, baru mungkin nanti bangun yang perlu dibangun seminimal mungkin, baru nanti ke alternatif berikutnya yang harus dibangun bersamaan,” ungkap Jaffee.
Repsol membeli Talisman pada 2015, WK Sakakemang menjadi salah satu aset yang ikut dibeli. Sejak itu Repsol mengakselerasi kegiatan eksplorasi dan pada 2018 memutuskan untuk melakukan pengeboran kedua di dalam wilayah kerja Sakakemang.
Repsol masuk kembali ke Indonesia pada 2009-2010 dengan fokus pada aset di Indonesia Timur dan melakukan satu pengeboran eksplorasi dengan hasil dry hole, setelah itu Repsol mengambil Talisman pada 2015. Saat ini Repsol mengelola empat wilayah kerja eksplorasi, yakni East Jabung, Sakakemang, South East Jabung, dan Andaman 3. Serta satu wilayah kerja produksi sebagai non operator partner.
Di Sakakemang, Repsol tidak sendiri karena berpartner dengan Petronas melalui anak perusahaannya, PC Sakakemang BV bersama Mitsui Oil Exploration Co. Ltd. Perusahaan asal spanyol ini baru bisa ajukan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) pada tahun depan setelah menyelesaikan satu kali lagi pengeboran untuk pastikan jumlah cadangan disana. Dari dua kali pengeboran yang dilakukan blok Sakakemang diproyeksi memiliki potensi cadangan gas mencapai 2 triliun cubic feet (TCF). Temuan di Sakakemang merupakan temuan potensi gas terbesar di Indonesia dalam 18 tahun terakhir dan satu dari 10 temuan terbesar di dunia dalam waktu dua tahun belakangan.(RI)
Komentar Terbaru