JAKARTA – Cadangan Gas yang ada di blok Natuna harus segera dimonetisasi. Selain gasnya bermanfaat, adanya kegiatan di wilayah Laut Cina Selatan akan memastikan posisi Indonesia di wilayah tersebut.
Ganjar Pranowo, Calon Presiden Indonesia No urut 3 menyatakan eksploitasi migas Natuna menjadi salah satu kunci agar Indonesia punya posisi kuat di laut cina selatan yang selama ini menjadi sengketa antata negara- negara Asean dengan Cina.
“Begitu jadi presiden gas yang ada di natuna utara harus dieksplotasi sendiri,” kata Ganjar dalam sesi debat capres di Jakarta, Minggu (7/10).
Menurut Ganjar jika sudah ada kegiatan eksploitasi di sana maka Indonesia menurut dia akan mempunyai posisi tawar lebih tinggi. “Untuk memunjukkan power kita kepada dunia,” tegas Ganjar.
Sejauh ini kegiatan pengembangan cadangan migas di Natuna belum berjalan optimal. Terakhir bloo East Natuna yang ditugaskan ke Pertamina juga tidak kunjung ada progres yang nyata. Blok East Natuna memiliki potensi yang luar biasa besar yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun demikian, kandungan CO2 pada blok tersebut mencapai lebih dari 70%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Terbaru pemerintah menargetkan bisa mengeskpor gas ke Vietnam pada tahun 2026. Saat ini blok Tuna tengah dikembangkan oleh konsorsium Harbour Energy dan Zarubezhneft. Pilihan untuk mengekspor gas dari blok Tuna ke Vietnam karena pertimbangan keekonomian.
Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan mengalirkan gas ke Vietnam dinilai jauh lebih menguntungkan ketimbang harus membuat infrastruktur baru untuk disalurkan ke Indonesia, karena jarak antara sumur gad dengan wilayah Indonesia lebih jauh dari sumur gas ke Vietnam. “Ke Vietnam lebih dekat tinggal bangun pipa,” ujar Arifin.
Potensi gas yang bakal diekspor memang cukup besar. Sehingga dicari jalan keluar agar gas bisa dimonetisasi dan memberikan keuntungan bagi penerimaan negara. “Ada potensi volumenya 100-150 MMscfd,” ungkap Arifin.
Blok Tuna merupakan wilayah Kerja migas di lepas pantai Indonesia. Blok ini terletak di Laut Natuna di dekat perbatasan Vietnam, dengan kedalaman air sekitar 110 meter. (RI)
dari sejak 2 tahun lalu saya sudah minta Blok Natuna, khususnya Natuna D-Alfa, yang kandungan CO2 nya 70%, segera dieksploitasi. Masalahnya, CO2 70% mau diapakan ? Hanya disuntikkan kembali ke dalam bumi sebagai CCS , tidak cukup. Harus di utilize, CCUS. CO2 nya pakailah untuk bahan baku floating ammonia plant, untuk bahan baku floating soda ash plant. H2 dan O2 dan N2 bahan bakunya, ambillah dari floating electrolysis water plant, ambillah dari floating air separation plant yang dibangun terintegrasi disana. Hidrokarbon bahan bakunya, ambil dari gas yang dieksploitasi disana. Darimana energi nya untuk menggerakkan itu semua ? Mau bikin PLTS ? Tidak cukup. Buatlah floating nuclear power plant disana. Ini baru solusi komprehensif. Green energy campaign sebelum 2060, juga terjaga.