JAKARTA – Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) siap memberikan masukan yang komprehensif agar dalam program Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 pemerintah memasukkan energi baru terbarukan (EBT) dalam program prioritas energi dan sumber daya mineral (ESDM) dan juga negara.
Suryadarma, Ketua Umum METI, mengatakan Presiden Joko Widodo telah memberikan prioritas untuk mengembangkan energi terbarukan, tentu seharusnya juga akan menjadi prioritas dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru.
“Kami dari METI masih menaruh harapan besar pada pak Menteri yang baru dalam meningkatkan pengembangan EBT. Pasti pak Menteri membuat keputusan dengan bijak dengan memperhatikan dampak jangka panjang terhadap kebijakan sektor energi,” kata Suryadarma kepada Dunia Energi, Selasa (9/8).
Menteri ESDM, Arcandra Tahar, diketahui berencana untuk memotong anggaran sebesar Rp 900 miliar. Pemotongan terbesar dilakukan pada Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi yang mencakup kegiatan pemasangan solar rooftop pada bandara, sosialisasi program potong 10% dan Program Indonesia Terang yang akan dilaksanakan di 12.659 desa di enam provinsi di kawasan Timur Indonesia.
Menurut Fabby Tumiwa, Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), rencana pemotongan anggaran pada proyek energi terbarukan dan konservasi energi menunjukkan bahwa Menteri ESDM yang baru tidak berpihak dan abai pada pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi. Padahal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN), pengembangan energi terbarukan diharapkan bisa mencapai 23% dari bauran energi nasional di tahun 2025, dari 5% pada saat ini.
“Pemotongan ini dikhawatirkan akan memberikan sinyal negatif kepada pelaku usaha, investor dan mitra pembangunan terhadap keseriusan pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan dana konservasi energi,” ujarnya.
Pemotongan ini, menurut Fabby, akan menghambat pelaksanaan Program Indonesia Terang (PIT) yang telah dinantikan oleh enam provinsi di kawasan Timur di Indonesia untuk menerangi 12.600 desa di Indonesia yang hingga kini masih dalam keadaan gelap gulita karena belum mendapat layanan listrik, serta menghambat program prioritas presiden untuk meningkatkan akses layanan listrik dan rasio elektrifikasi nasional sebesar 96% pada tahun 2019.
Fabby berharap Mentri ESDM dapat memberikan arahan yang tegas kepada jajarannya dalam mengembangkan energi dan konservasi energi. Menteri ESDM juga diharapkan mendukung implementasi regulasi energi terbarukan melalui Permen Nompr 19 Tahun 2016, serta insentif untuk pengembangkan energi terbarukan dan konservasi energi.(RA)
Komentar Terbaru