JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan laba bersih US$119 juta dan EBITDA US$634 juta pada enam bulan pertama 2023. Selain dari penjualan minyak dan gas, raihan laba bersih Medco juga berasal dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang pada semester I 2023 memberikan kontribusi US$27 juta.
Roberto Lorato, CEO Medco Energi, mengatakan kinerja semester pertama 2023 sangat kuat dengan peningkatan volume gas dan platform Natuna Bronang yang mulai beroperasi. Selain itu, harga telah kembali pulih, setelah turun sebesar 30% year on year.

“IPO AMMN pada Juli 2023 sukses besar dan percepatan ekspor sedang dilakukan untuk mengejar penundaan di semester pertama,” kata Roberto, Selasa (3/10).

Jika dibandingkan periode yang sama 2022, laba bersih Medco Energi lebih rendah US$103 juta. Selain karena kontribusi yang lebih rendah dari Amman Mineral Nusa Tenggara, pengelola Tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, realisasi harga minyak dan gas juga lebih rendah. Namun sebagian diimbangi oleh volume minyak dan gas yang lebih tinggi.

Kontribusi Amman Mineral pada semester pertama 2023 turun disebabkan penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. Amman Mineral terus beroperasi selama menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli.

Medco Energi dalam keterangannya mengungkapkan bahwa produksi migas Medco mencapai 162 Mboepd, naik 6% dibanding semester I 2022. Namun, harga rata-rata migas masing-masing adalah US$75,2 per bbl dan US$7,2 per MMbtu turun sebesar US$29,1 per bbl dibandingkan dengan 2022 sebesar AS$104,4 per bbl.
Realisasi belanja modal hingga semester I 2023 sebesar US$127 juta, sebagian besar digunakan untuk proyek pengembangan Natuna, Corridor dan Ijen.

Kas dan setara kas sebesar US$604 juta dengan utang bersih sebesar AS$2,5 milliar, dan rasio utang bersih terhadap EBITDA 1,8x.

“Medco Energi telah mendistribusikan dividen tahun 2022 sebesar Rp39 per saham dan sesuai jadwal untuk pelunasan utang akuisisi Corridor sebesar US$850 juta pada kuartal pertama 2024,” kata Roberto.

Di bisnis hulu migas, Medco telah membelanjakan modal sebesar US$99 juta, terutama untuk pengembangan Natuna dan Corridor.

Medco juga menyebutkan bahwa platform Natuna Bronang mulai dioperasikan menggunakan fasilitas efisien energi serta panel surya.

Perusahaan juga mendapatkan PSC eksplorasi Beluga yang lokasinya berdekatan dengan infrastruktur Medco Energi di South Natuna Sea Block B. Medco juga telah memulai studi Carbon Capture Sequestration (CCS) bersama mitra internasional pada reservoir Natuna dan Corridor.

Medco Power

Medco melalui PT Medco Power Indonesia mencatat penjualan ketenagalistrikan 2,003 GWh, meningkat 8% tahun-ke-tahun, dengan tambahan kontribusi dari fasilitas IPP Riau 275MW dan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sumbawa 26 MWp.

Perusahaan juga telah membelanjakan modal ketenagalistrikan sebesar US$28 juta, terutama untuk pengembangan proyek geotermal Ijen.

Selain itu, perusahaan juga melaporkan bahwa Energy Market Authority (EMA) Singapura memberikan Izin Impor Bersyarat kepada Medco Power dan konsorsiumnya untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 600 MW.

Medco juga menegaskan bahwa pengembangan geotermal Ijen sesuai jadwal untuk dioperasikan pada Desember 2024 dengan 2 dari 4 sumur produksinya sedang dalam tahap uji coba jangka panjang.(RA)