JAKARTA – Ekspor gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) 2019 diproyeksikan turun dibanding 2018 seiring dengan penurunan produksi. Pada tahun ini produksi LNG yang berasal dari dua fasilitas pengolahan gas utama yaitu Bontang dan Tangguh mencapai 252 kargo.
“Tahun ini 67 kargo untuk domestik dan 185 kargo untuk diekspor,” kata Parulian Sihotang Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kantor SKK Migas Jakarta, Rabu (16/1).
Menurut Parulian, Kilang Bontang untuk tahun ini ditargetkan mampu memproduksi sebanyak 132 kargo dengan 93 kargo akan diekspor. Sisanya, 39 kargo diperuntukkan untuk kebutuhan domestik.
Selain Bontang, Kilang Tangguh ditargetkan memproduksi sebanyak 120 kargo. “Sebanyak 28 kargo untuk domestik dan 92 kargo untuk ekspor,” tukasnya.
Tahun lalu realisasi produksi LNG mencapai 270 kargo, dengan perincian sebanyak 203 kargo diekspor dan kebutuhan domestik 67 kargo.
Sukandar, Wakil Kepala SKK Migas, menjelaskan, untuk realisasi produksi LNG Bontang tahun lalu sebanyak 150 kargo, sebanyak 118 kargo diekspor dan untuk kebutuhan domestik disalurkan sebanyak 32 kargo.
Produksi Tangguh produksi tahun lalu mencapai 120 kargo. Sebanyak 85 kargo untuk ekspor dan sebanyak 35 kargo diperuntukkan untuk kebutuhan domestik.
“Jadi total 203 kargo, ekspor 67 kargo dan domestik 270 kargo. Ini diluar Donggi Senoro LNG,” ungkap Sukandar.
Uncommited Kargo
SKK Migas juga menargetkan gas pipa yang disalurkan pada tahun ini untuk domestik mencapai 4162,2 bbtud dan ekspor 868,6 bbtud, sehingga total produksi 5030,7 bbtud.
Sukandar menyatakan untuk tahun ini uncommitted kargo akan lebih kecil dibanding tahun lalu, namun tidak akan lebih dari 20 kargo. “Dari Bontang saja hanya sekitar 11 kargo,” ungkapnya.
Meskipun tidak memiliki kontrak jangka panjang, Sukandar menjamin LNG uncommitted tersebut akan diserap dipasar spot internasional, karena itu menurutnya tidak perlu dikhawatirkan. “Ini pasti terjual, di pasar spot banyak sekali peminatnya,” kata Sukandar. (RI)
Komentar Terbaru