JAKARTA – Produksi biodiesel pada 2020 dipastikan meningkat seiring dengan program campuran biodiesel 30% ke solar (B30). Sebagai gantinya ekspor biodiesel juga turun signifikan.
Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengungkapkan setiap tahun sebenarnya porsi ekspor biodiesel terus meningkat, namun dengan adanya program B20 hingga sekarang B30 maka porsi ekspor dikurangi dan dialihkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berdasarkan data Ditjen EBTKE, porsi ekspor biodiesel pada 2017 mencapai 187 ribu kiloliter (KL), meningkat tajam pada 2018 menjadi 1,8 juta KL. Pada 2019, ekspor turun menjadi 1,3 juta KL.
Menurut Feby, untuk 2020 kemampuan produksi biodiesel nasional mencapai 10 juta KL, sebanyak 9,6 juta KL diproyeksi akan terserap untuk kebutuhan dalam negeri dengan adanya program B30. Sisanya baru akan diekspor.
“Kapasitas produksi hanya kisaran 10 juta KL. Kalau serapan di dalam sudah full otomatis ekspor turun. Jadi peluang ekspor pasti rendah,” kata Feby saat dihubungi di Jakarta, Senin (13/1).
Feby menambahkan pada dasarnya produksi biodiesel tahun ini ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri. Untuk ekspor tahun ini biodiesel Indonesia memiliki potensi pasar baru selain dari Eropa yang menyatakan akan mengurangi impor biodiesel asal indonesia.
Selain itu, pemasaran sisa produksi biodiesel juga baru intensif dilakukan pada akhir tahun nanti. “Karena industrinya harus memenuhi dalam negeri dulu. Mungkin di akhir-akhir nanti baru bisa ekspor, kalau memang ada kelebihan produksi dan demand di dalam negeri tidak naik,” ungkapnya.
Pemerintah terus mendorong pemanfaatan biodiesel ke dalam negeri. Selain untuk mengatasi pelarangan biodiesel di Eropa yang menjadi konsumen utama, pemanfaatan biodiesel juga menjadi solusi dalam penghematan devisa negara. Jika tahun ini ditargetkan produksi 10 juta KL, maka tahun lalu realisasinya mencapai 8,37 juta KL, padahal targetnya 7,37 juta KL. Pada 2018, produksi 6,16 juta KL meningkat pesat dibanding produksi 2017 sebesar 3,41 juta KL. Tahun 2019 lalu pemanfaatan biodiesel sebesar 6,26 juta KL setara penghematan devisa sekitar US$ 3,35 miliar atau sekitar Rp48,19 triliun.(RI)
Komentar Terbaru