SAMBOJA – PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field meluncurkan program CSR unggulan untuk pemberdayaan masyarakat, Ekoriparian Sungai Hitam Lestari (SHL), di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Program ini difokuskan pada pengelolaan kawasan sempadan sungai yang dilengkapi dengan infrastruktur hijau untuk pengolahan air limbah, sekaligus berfungsi sebagai pusat pemberdayaan dan edukasi bagi masyarakat setempat.

Program yang sebelumnya disebut Ekowisata Sungai Hitam Lestari ini mengalami transformasi pada tahun 2024 dengan fokus yang lebih besar pada konsep ekoriparian. Pengembangannya mencakup zona penyangga dengan agroforestri sederhana dan pembibitan, zona pengembangan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekowisata dan sosial, serta zona pengolahan air limbah yang dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yang mampu beradaptasi terhadap pasang surut air sungai untuk menjaga kualitas air.
Berawal dari kondisi perambahan lahan yang berubah menjadi pemukiman di kawasan Sungai Hitam Samboja, yang mempengaruhi habitat bekantan dan kondisi lingkungan.

Program Ekoriparian SHL berhasil merawat 120 hektar hutan mangrove, yang mampu menyerap 265,48 ton CO2eq per tahun, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang diterapkan berhasil menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) menjadi 3 mg/liter, Chemical Oxygen Demand (COD) menjadi 3,1 mg/liter, serta menghasilkan lumpur sebesar 4.734 kg per tahun. Hasil ini menunjukkan efektivitas pengolahan limbah dalam menjaga kualitas air, sehingga lebih aman bagi lingkungan dan sungai.

Senior Field Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, menjelaskan program ini merupakan bagian dari inovasi sosial perusahaan yang bertujuan memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kami mengimplementasikan inovasi sosial dan lingkungan dalam program CSR perusahaan agar memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Sigid. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah untuk keberhasilan program ini.

Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah, menambahkan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan, tetapi juga meningkatkan kapabilitas masyarakat. ”Sebanyak 88 orang terlibat dalam berbagai kelompok seperti IPAL, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), UMKM SHL, dan UMKM Kuala Samboja, yang kesemuanya mengalami peningkatan kemampuan,” ujar Elis, di sela kunjungan ke Sungai Hitam Lestari, 2 Oktober 2024.

Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah, saat melakukan penanaman mangrove di Sungai Hitam Lestari, Samboja, Kalimantan Timur,(2/10/2024)

Elis menjelaskan bahwa penerapan 9 IPAL terapung berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menghilangkan stigma negatif tentang tidak pentingnya penggunaan IPAL.
Ketua Pokdarwis Sungai Hitam Lestari, Aidil Amin, menjelaskan bahwa wisata susur sungai yang dikembangkan berhasil memberikan pendapatan kelompok hingga Rp87.000.000 per tahun. ”UMKM SHL melalui penjualan produknya juga mampu meraih pendapatan Rp 17.500.000 per tahun. Penggunaan panel surya dalam program ini turut menghemat biaya listrik hingga Rp1.200.000 per tahun. Selain itu, UMKM yang bekerja sama dengan tiga UMKM Kuala Samboja berhasil meningkatkan pendapatan sebesar Rp100.000 per bulan,” ujar Aidil.

Lurah Kampung Lama Agustinah, mengapresiasi pengembangan yang dilakukan oleh PEP Sangasanga Field. Ia menyatakan bahwa program Ekoriparian tidak hanya meningkatkan kondisi lingkungan, tetapi juga mengangkat perekonomian warga sekitar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan IPAL. Kelurahan Kampung Lama juga memberikan dukungan melalui surat edaran mengenai upaya perlindungan Sungai Hitam dan habitat bekantan yang ada di dalamnya.

Melalui program Ekoriparian Sungai Hitam Lestari, PEP Sangasanga Field membuktikan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, menciptakan dampak positif yang dirasakan secara luas, baik dari sisi ekologi maupun sosial-ekonomi
PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field yang berada di bawah Subholding Upstream Regional 3 yang dinakhodai PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dalam menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PEP Sangasanga Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).