JAKARTA – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) memiliki total kapasitas terkontrak sebesar 42,8 MW dari tiga proyek pembangkit listrik yang telah beroperasi yakni Proyek Cikopo, Jawa Barat (7,4 MW), Proyek Tomasa, Sulawesi Tengah (10 MW), Proyek Yaentu, Sulawesi Tengah (10 MW) dan dari dua proyek yang sedang dalam tahap konstruksi, yakni Proyek Kukusan, Lampung (5,4 MW) dan Proyek Tomoni, Sulawesi Selatan (10 MW).

Kelima proyek pembangkit listrik tersebut memanfaatkan aliran sungai langsung (run-of-river) dengan target estimasi produksi listrik tahun ini untuk ketiga proyek yang telah beroperasi sebesar 118.2 GWh dan ditargetkan akan tumbuh sebesar 49.5% YoY menjadi 176.7 GWh pada 2025 setelah konstruksi Proyek Kukusan rampung di tahun depan.

Presiden Direktur Perseroan, Aldo Artoko, mengatakan bahwa Perseroan optimistis dengan pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dan yakin bahwa Perseroan mampu mendukung target pemerintah seperti target bauran energi, Net Zero Emission (NZE), hingga swasembada energi. Untuk itu, Perseroan terus melanjutkan proses konstruksi kedua proyek agar dapat segera berkontribusi bagi bauran energi Indonesia yang berasal dari EBT dan mempercepat Indonesia mewujudkan cita-cita swasembada energi.

“Kami terus mengakselerasi konstruksi proyek pembangkit listrik yang tengah berjalan yakni Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni yang masing-masing progress konstruksinya sudah mencapai 49,9% dan 12,2% pada November 2024 dan diperkirakan selesai pada semester dua 2025 dan 2026,” kata Aldo, (19/12/2024).

Direktur ARKO, Boy Gemino Kalauserang, menyebut peran Perseroan dalam aspek environmental, social, and governance (ESG) hingga mencapai target NZE pada 2060. Sejak tahun 2017 hingga kuartal III 2024, ARKO berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak ±237,168 ton CO₂eq alias terdapat peningkatan reduksi emisi sebesar 34.534 ton CO₂eq (17,1% YTD) sepanjang 9M24. “Ke depannya, kami perkirakan bahwa ARKO mampu melakukan reduksi emisi gas rumah kaca sebesar ±99.937 ton CO₂eq per tahunnya setelah Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni beroperasi,” ujar Boy.

Direktur ARKO, Ricky Hartono, menambahkan bahwa dari segi finansial, di tengah anomali cuaca, Perseroan masih mampu membukukan peningkatan pendapatan sebesar 16.1% YoY menjadi Rp153,5 miliar pada periode 9M24.

“Harapannya, dengan terus mengejar konstruksi proyek yang tengah berjalan serta terus merealisasikan proyek yang ada di dalam pipeline kami sebanyak lebih dari 260 MW, Perseroan mampu untuk terus meningkatkan financial asset-nya guna meningkatkan kapasitas serta kapabilitas Perseroan guna mencetak pertumbuhan secara berkelanjutan,” ujar Ricky.