JAKARTA – Melalui sinergi multipihak untuk kehidupan berkelanjutan, PT Paiton Energy, produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) menanam lebih dari 25.000 bibit pohon gamal di hutan produksi – Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) hingga triwulan pertama 2025. Program Hutan Energi ini bagian dari pengembangan perhutanan sosial untuk ketahanan hutan, ketahanan pangan, dan ketahanan energi.

Program Hutan Energi melalui perhutanan sosial dari Paiton Energy sebagai model kolaboratif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim, peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mendukung transisi energi dan ketahanan energi.

Hal ini karena pohon Gamal memiliki banyak manfaat selain menyerap emisi karbon. Nilai ekonomi dari kayu gamal dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pohon gamal juga dapat menjadi bahan baku utama untuk biomassa yang dapat digunakan untuk cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara serta menjadi sumber pakan ternak bagi petani.

Paiton Energy yang pemegang sahamnya terdiri dari RATCH Group, Nebras Power, dan Medco Daya Energi Sentosa (MDES), menjalankan program perhutanan sosial tersebut bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Subur dan KTH Ranu Makmur di Kabupaten Probolinggo, serta Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa.

Program ini juga merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah ditandatangani bersama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Desember 2024, serta tindak lanjut dari Nota Kesepahaman dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai inovasi sosial dan lingkungan dalam pengelolaan hutan sosial.

Saat ini program yang telah dilakukan di antaranya kerja sama dua Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan yang dilakukan mencakup pemeliharaan tanaman, pelatihan pembuatan bibit mandiri, hingga program agroforestry melalui tanaman produktif.

Di sisi lain, Perusahaan juga berupaya meningkatkan kemandirian dan kapasitas kelompok. Misalnya selama ini bibit gamal diperoleh dari daerah lain. Perusahaan mendorong Kelompok Tani untuk melakukan upaya pembibitan pohon Gamal secara mandiri, dengan dukungan teknis Fakultas Kehutanan UGM.

President Director Paiton Energy Fazil Erwin Alfitri mengatakan kehidupan berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama. Melalui program Hutan Sosial, Perusahaan ingin menunjukkan bahwa kekuatan kami tidak hanya terletak pada penyediaan energi listrik, tetapi juga pada kesadaran Perusahaan untuk memberdayakan masyarakat dan memulihkan lingkungan. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata dari semangat kolaborasi dan keberlanjutan yang menjadi fondasi operasional Paiton Energy.

“Kami percaya bahwa upaya ini akan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara Perusahaan, masyarakat, dan alam, dan pada akhirnya berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan adil bagi semua,” kata Fazil Erwin Alfitri.

Chief Financial Officer Paiton Energy, Bayu Widyanto mengatakan pendekatan Perusahaan dalam program ini tidak hanya berbasis lingkungan, tapi juga ekonomi dan sosial. Dengan mendampingi kelompok tani mengelola lahan secara produktif dan lestari, Perusahaan mendorong terciptanya nilai ekonomi baru di tengah masyarakat.

”Inilah yang kami maksud dengan Our Power — energi yang tidak hanya mengalir lewat kabel listrik, tapi juga melalui penguatan kapasitas, akses terhadap sumber daya, dan pembangunan ekonomi lokal. Komitmen kami terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tercermin dalam aksi nyata ini, yang kami jalankan bersama komunitas sebagai mitra setara dalam perubahan,” kata Bayu Widyanto.

Bagi Paiton Energy, penanaman pohon sebagai bagian dari program perhutanan sosial yang merupakan aksi nyata Perusahaan terhadap penerapan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Hal ini juga berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin (13) yaitu pengambilan aksi dalam penanganan perubahan iklim, serta poin (15) melindungi, memulihkan, dan mendukung ekosistem daratan.

Dalam pengelolaan ESG, Paiton Energy selalu menerapkan konsep Pentahelix, yaitu sinergi dan kolaborasi yang melibatkan lima komponen penting: pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Kelima unsur ini secara konsisten dilibatkan dalam setiap program ESG yang diselenggarakan oleh Paiton Energy.

Paiton Energy telah melaksanakan program CSR sejak tahun 2000 yang dirancang setiap tahun, dan dipantau oleh Komite Pengembangan Masyarakat. Program dikategorikan dalam tiga fokus yaitu mendukung keberlanjutan Perusahaan (pembangkit), keberlanjutan sosial ekonomi, serta keberlanjutan energi dan lingkungan.