YOGYAKARTA – Program untuk menekan emisi melalui penggunaan biomassa sebagai alternatif pengganti batu bara terus dilakukan oleh PLN Energi Primer Indonesia (EPI) salah satunya dengan menginisiasi penanaman pohon Indigofera yang batangnya bisa digunakan untuk memproduksi Sawdust (serbuk batang pohon) untuk co-firing.

Ada dua desa yang wilayahnya dijadikan tempat penanaman bibit Indigofera yakni Desa Gombang dan Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI, mengungkapkan sejak februari 2023 lalu sudah ada 100 ribu bibit pohon yang ditanam di dua desa tersebut. ” Dua tahap penanaman sebanyak 100 ribu bibit pohon. Target panen setiap 2 tahun. November nanti ada tahap ketiga 50 ribu bibit pohon lagi,” kata Mamit ditemui di desa Gombang, Kamis (25/7).

Menurut Mamit berdasarkan rencana yang dicanangkan, setiap 50 ribu pohon yang ditanam bisa menghasilkan 300 ton biomassa dalam bentuk sawdust setiap tahun. Nantinya biomassa yang dihasilkan bakal didistribusikan untuk kebutuhan PLTU Pacitan. Dia menjelaskan selama ini PLN mencari pasokan biomassa dari berbagai sumber di sekitar PLTU. “Targetnya hasilkan 300 ton per tahun per 50 ribu pohon. Biomassa kebutuhannya 8.000 ton per bulan untuk PLTU Pacitan,” ujar Mamit.

PLN EPI kata Mamit bakal membeli batang pohon yang akan dijadikan biomassa dari masyarakat desa. Nantinya masyarakat akan menjual ranting atau batang pohon melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang proses pembentukannya sedang berlangsung.

“Itu nanti dengan adanya BUMdes, akan lakukan koordinasi. Masyarakat kumpulkan batang-batang pohon. Kemudian apakah perlu dulu disiapkan alat produksi dan sebagainya nanti yang mengelola BUMdes,” jelas Mamit.

Sementara itu, Supriyanto, Lurah Desa Gombang, menceritakan sambutan positif masyarakat desanya dengan adanya program pembibitan pohon untuk biomassa. Apalagi pohon yang ditanam PLN EPI ternyata bisa juga dimanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak. “Tadinya kalau ada ranting itu hanya dibakar gitu aja. Sekarang bisa menghasilkan, daunnya juga untuk pakan ternak,” ungkap Supriyanto. (RI)