JAKARTA – PT PGN (Persero) Tbk kembali mencatatkan sukses dalam mendongkrak keuntungan. Emiten energi berkode PGAS ini meraup laba bersih USD 457,5 juta di Semester I – 2013, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 409,8 juta. Selain ditopang oleh meningkatnya pendapatan dari penjualan gas, menguatnya Dolar Amerika Serikat (AS) juga turut mendongkrak laba bersih PGAS.
Direktur Utama PGAS, Hendi Prio Santoso mengungkapkan, pendapatan bersih Perseroan pada paruh pertama tahun ini, naik 26%. Yakni dari USD 1.183,0 juta pada semester I – 2012, menjadi USD 1.491,7 juta pada Semester I – 2013. Sementara EBITDA margin PGAS pada semester I – 2013 mencapai USD 573,6 juta, dengan total aset perusahaan sebesar USD 3.674,6 juta.
Ia pun menjelaskan, meningkatnya kinerja PGAS di Semester I-2013, berasal dari bisnis distribusi dan transmisi, serta kontribusi dari anak perusahaan. Sampai Juni 2013, volume distribusi gas Perseroan mencapai 827 MMSCFD. Meningkat dibandingkan periode yang sama di 2012, sebesar 800 MMSCFD. Sedangkan volume gas dari usaha transmisi PGAS dan anak perusahaannya mencapai 876 MMSCFD.
Peningkatan volume distribusi gas ini, sejalan dengan meningkatnya volume pasokan yang diperoleh dari pemasok. Namun, kata Hendi, khusus usaha distribusi PGAS di SBU 3 Medan, jumlah pasokan gasnya berkurang akibat terjadinya penurunan alamiah di sumur gas milik pemasok.
“PGN akan terus berusaha untuk memperkuat dan meningkatkan pasokan gas sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan pasar gas bumi di dalam negeri. Langkah ini merupakan upaya PGN untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mewujudkan transformasi energi ke gas bumi yang telah menjadi program dan komitmen pemerintah,” kata Hendi di Jakarta, Ahad, 1 September 2013.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PGAS, M Riza Pahlevi juga mengungkapkan, kondisi ekonomi global juga memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan PGAS di Semester 1- 2013.
“Kebijakan ekonomi Jepang untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi, sehingga mempengaruhi pelemahan nilai tukar mata uang Yen,’ jelasnya.
Disamping itu, perekonomian AS juga mulai membaik, yang diikuti penguatan nilai tukar Dolar AS (USD) berpengaruh terhadap pendapatan PGAS dari selisih kurs yang berasal dari translasi aset dan kewajiban dalam mata uang Yen ke USD, serta transaksi dari kegiatan usaha PGN dalam mata uang asing.
“Pelemahan mata uang asing terhadap mata uang dolar Amerika Serikat, memberikan keuntungan selisih kurs (neto) kepada PGN sebesar USD 68,2 juta,” ujarnya.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru