JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) akhirnya telah memiliki nahkoda baru untuk urusan perencanaan kegiatan di industri hulu migas. Benny Lubiantara baru saja dilantik menjadi Deputi Perencanaan SKK Migas menggantikan Jaffee Arizona Suardin yang hijrah ke Pertamina dan menjabat Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan
Tugas berat tentu diemban oleh Benny. Tidak hanya harus mengoordinasikan rencana para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam kegiatan opersional produksi migas, Benny juga wajib mengawal target prestisius yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yakni produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari (bph) serta minyak 12 juta kaki kubik per hari (MMscfd) pada 2030.
Benny menceritakan visi ke depan intinya mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Namun dia juga harus menyiapkan strategi tambahan agar produksi migas dalam jangka menengah dan panjang dapat meningkat.
Untuk jangka pendek beberapa strategi yang akan didorong oleh tim perencanaan harus fokus bekerja sama dengan stakeholders mengurai kendala teknis dan ekonomis yang dihadapi dalam mencapai sasaran peningkatan produksi dan cadangan yang telah ditetapkan. Kemudian meningkatkan koordinasi dengan KKKS terkait usulan rencana pengembangan lapangan.
Selain itu juga mengawal percepatan persetujuan pengembangan lapangan, termasuk undeveloped discovery. “Pun Kementerian mendesain perbaikan fiskal hulu migas di era energi transisi yang butuh pendekatan berbeda mengingat persaingan menarik investasi kapital yang semakin ketat,” jelas Benny kepada Dunia Energi, Senin (2/8).
Sementara strategi jangka menengah dan panjang yang ia usung adalah mempercepat implementasi EOR. Lalu mempercepat kegiatan eksplorasi melalui pembuktian prosepect and lead yang sudah di identifikasi .
Benny menuturkan SKK Migas telah memikili empat stategi untuk mencapai sasaran tersebut pertama strategi eksisting atau optimalisasi lapangan eksisting, kedua strategi R to P (Reserves to Production), lalu ketiga strategi Waterflood dan EOR dan keempat strategi eksplorasi.
Tidak hanya itu menurut Benny diperlukan strategi kelima, yang ia sebut strategi tambahan, untuk mendukung seandainya nanti dalam perjalanannya target belum tercapai.
Istilahnya semacam “recovery plan”. Padalnya, kenaikan produksisignifikan di suatu negara, selalu dipicu dari dua sumber, pertama dari produksi Migas Non Konvensional (MNK), seperti di Kanada dan USA, kedua penemuan potensi cadangan migas yg signifikan, seperti di Brazil dan negara lainnya.
Dalam konteks itu, Benny menilai perlu segera dilakukan beberapa hal misalnya mendorong studi yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi potensi hidrokarbon pada geologi setting tertentu, yang tentunya perlu didukung dengan terobosan kebijakan fiskal dan non fiskal. Mendorong pengembangan Migas Non Konvensional (MNK) secara ekonomis dengan rezim fiskal yang lebih atraktif.
Pengembangan migas non- konvensional (MNK) akan semakin menantang, mengingat banyak perusahaan migas internasional yang telah menyatakan strategi “net zero” di tahun 2050. Dengan demikian, pengembangan migas non konvensional (MNK) akan berpacu dengan waktu.
Menurut Benny secara skema komersialitas, MNK sangat berbeda dengan migas konvensional. Produksi dari satu sumur MNK umumnya relatif kecil dan cepat turun, sehingga perlu pemboran yang masif sepanjang umur proyek untuk mempertahankan tingkat produksi, ditambah lagi untuk membuat minyak dan gas tsb dapat mengalir, diperlukan pekerjaan fracturing pada lapisan migas di reservoir tersebut.
Untuk mencapai tingkat keekonomian proyek memerlukan terms & conditions fiskal yang berbeda yang lebih menarik dari migas konvensional.
Mengingat potensi sumber daya MNK ini cukup besar, dan berdasarkan tantangannya. Ini saat nya untuk memulai MNK hingga diharapkan dapat membantu mencapai pencapaian target produksi dalam bbrp tahun kedepan.
“Dengan kecenderungan perkembangan industri migas kedepan, maka pengembangan MNK perlu segera, Now or Never, sekarang atau tidak sama sekali karena momentumnya sudah hilang,” ungkap Benny. (RI)
Komentar Terbaru