BEKASI– Setiap mahluk hidup akan terus menghasilkan sampah melalui kegiatan dan pemenuhan kebutuhannya. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, sampah di Indonesia pada 2023 mencapai 69,9 juta ton yang mayoritas merupakan sampah makanan sebesar 41,60% dan plastik 18,71%. Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan akan diperparah pada saat Indonesia mengalami bonus demografi.

Indonesia saat ini darurat sampah, banyak tempat pembuangan akhir yang telah melewati umur teknisnya sehingga pengurangan sampah harus dilakukan pada setiap simpul pengelolaan sampah, mulai dari rumah tangga, tempat pengumpulan sampah sementara  hingga tempat pembuangan akhir. “Gaya hidup atau perilaku merupakan kunci dalam mengurangi jumlah sampah dan gaya hidup akan dibentuk sejak anak-anak,” ujar Yuki Wardhana, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) UI untuk program “Edukasi Cinta Lingkungan Melalui Pengurangan Limbah Sampah Plastik” di SDN 1 Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat (22/11/2024).

Tim Pengmas UI melakukan edukasi kepada murid SDN 1 Bojong Rawalumbu mengenai perjalanan sampah plastik yang biasa dibuang sampai dengan tempat pembuangan akhir. Bahkan terkadang bisa mencapai laut dan berlayar bisa sampai ribuan mil karena sulit terurai. Murid SDN 1 Bojong Rawalumbu juga diminta mengeluarkan ide mengenai inisiatif untuk mengurangi sampah.

Setelah selesai melakukan edukasi, murid SDN 1 Bojong Rawalumbu diajak oleh tim Pengmas UI untuk membuat kerajinan berupa pot yang dibuat dari tutup botol. Murid-murid juga membawa sampah lain yang dijadikan kerajian. Antusiasme yang sangat tinggi ditunjukan pada murid. “Aku takut laut ku dipenuhi sampah dan akhirnya ikan bisa mati, ternyata sampah plastik sangat jahat.” ujar salah satu murid SDN 1 Bojong Rawalumbu. “Ternyata sampah dapat diolah menjadi barang yang dapat dipergunakan, tapi mengurangi penggunaan sampah plastik juga penting, “ujar murid lainnya

Abdul Munir, Kepala Sekolah SDN 1 Bojong Rawalumbu, mengapresiasi kegiatan Pengmas yang dilaksanakan oleh Tim Pengmas Universitas Indonesia. Para murid harus mendapatkan pencerahan dari para mahasiswa yang bersekolah di UI. “Apa yang disampaikan sangat baik dan menggugah rasa ingin tahu tentang sampah plastik. Sebaiknya langkah-langkah dosen dan mahasiswa dari Universitas lain dapat juga ambil andil dalam meningkat pengetahuan murid dalam berbagai aspek kehidupan,” kata Abdul.

Yuki, yang juga Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan UI,  menjelaskan bahwa pada 10-15 tahun lagi anak-anak ini akan berada pada usia produktif dan menjadi penentu jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat. Edukasi sejak dini sangat penting tentang bahaya sampah dapat membentuk karakter anak muda di masa yang akan dapat membentuk generasi sadar sampah.

Edukasi cinta lingkungan sangat perlu dilakukan khususnya di lingkungan sekolah agar dapat menanamkan rasa peduli lingkungan dengan menjaga lingkungan tanpa adanya tindakan merusak lingkungan sehingga secara tidak langsung turut memberikan kontribusi dalam melindungi dan menyelamatkan lingkungan. Para murid diajak agar tidak terjadi kerusakan dan membantu mengurangi masalah yang sedang dihadapi saat ini terkait peningkatan jumlah sampah.

Kegiatan Pengmas UI didanai oleh Direktorat Pemberdayaan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia. UI dan Sekolah Ilmu Lingkungan UI sangat peduli terhadap pembangunan karakter usia dini dan remaja sehingga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pengabdian masyarakat. Yuki berharap, apa yang disampaikan UI dapat memberikan kesan bagi mereka sehingga terbawa hingga besar nanti. Mengurangi sampah di level keluarga sangat penting karena jika sudah menjadi sampah akan membuat semakin menumpuk di TPA.

“Dengan mengurangi sampah, tidak hanya akan membuat lingkungan menjadi bersih namun juga dapat menghemat keuangan negara karena biaya pengelolaan sampah jadi berkurang,” tegas Yuki. (DR)