INDRAMAYU – PT Polytama Propindo, cucu usaha PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa memproduksi polypropylene, salah satu bahan baku utama berbagai produk plastik mencapai 600 ribu ton per tahun pada tahun 2027. Kemampuan produksi itu bakal membuat Polytama jadi produsen terbesar Polypropylene di Indonesia.

Dwinanto Kurniawan, Commercial and Support Director Polytama Propindo, menjelaskan saat ini kapasitas produksi dari Polytama mencapai 300 ribu ton per tahun. Jumlah itu baru menjadikan Polytama sebagai produsen terbesar kedua dibawah Chandra Asri yang saat ini mampu produksi 500 ribu ton per tahun Polypropylene.

“Kompetitor kami Candra Asri 500 ribu ton, kami 300 ribu ton dan ada Plaju itu 40 ribu ton. Tahun 2027 pabrik perluasan selesai kapasitas jadi 600 ribu ton per tahun sehingga kami akan jadi produsen polypropylene terbesar di Indonesia,” kata Dwinanto saat ditemui di kantor Polytama Propindo, Selasa (24/9).

Melalui ekspansi ini, Polytama berupaya untuk mewujudkan kemajuan industri petrokimia Tanah Air, dengan memenuhi kebutuhan pasar polipropilena di Tanah Air yang saat ini masih didominasi oleh impor kurang lebih 60% dari kebutuhan domestik, sehingga diharapkan proyek ini dapat mendukung kemandirian Negara pada sektor petrokimia. Sebagai bagian dari tahapan proyek PPB, Polytama telah melaksanakan Groundbreaking fasilitas Jetty & Storage Tank. Kegiatan ini merupakan salah satu milestone besar dari perjalanan Proyek ekspansi Polytama untuk mendukung kebutuhan produksi Polytama, baik untuk plant yang beroperasi saat ini, maupun untuk plant ke dua Polytama yang sedang dibangun.

Kebutuhan polypropylene di Indonesia sendiri sangat besar mencapai 2 juta ton per tahun, sementara kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut hanya bisa 800 ribuan ton sisanya 1,2 juta ton masih impor.

Polypropylene diperuntukkan untuk berbagai bahan baku diantaranya 42% untuk kemasan makanan minuman, 24% tekstil, 22% otomotif serta untuk kebutuhan lainnnya 12%.

Sementara dana untuk pengembangan pabrik polypropylene memang sangat besar. Untuk ekspansi kali ini saja Polytama harus siapkan dana investasi mencapai US$500 juta. “Investasi ini memang tidak mudah, return-nya jangka panjang kita sudah dapat suntikan dana US$160 juta tapi total US$500 juta. Jadi kita akan cari pendanaan dari luar. Sudah berproses on track kita akan dapat support pendanaan,” ungkap Dwinanto.

Setiap harinya, Polytama mampu memproduksi polypropylene mencapai 800 ton dengan memanfaatkan bahan baku berupa propylene yang berasal dari kilang Balongan. Untuk menghasipkan 1 ton polypropylene dibutuhkan 1,005 ton propylene. Tidak hanya dari Balongan, baham baku juga bisa dipasok dari kilang Cilacap.

“Nantinya setelah ekspansi selesai kami juga akan mendapatkan bahan baku dari kilang Cilacap dan Balikpapan,” jelas Dwinanto.