JAKARTA – Kinerja operasional PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih akan dibayangi kondisi cuaca ekstrem, baik di Indonesia maupun Australia yang diproyeksi akan berlangsung hingga awal 2025.
Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia, mengatakan Januari sampai Juli tahun ini intensitas hujan cukup tinggi. Cuaca ekstrem ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Asia hingga Australia.

“Ke depannya efek dari La Niña ini kemungkinan akan berlanjut hingga Maret 2025, yang dapat berdampak pada produksi kami,” ujar Dian di Jakarta, Selasa (10/12).

Delta Dunia hingga Oktober 2024 telah mencatat overburden removal sebesar 467,1 juga bcm, turun sebesar 11% dibanding periode yang sama 2023. Penurunan tersebut diakibatkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang terus berlanjut di Indonesia dan Australia. Namun, berkat pemulihan setelah hujan yang lebih baik, Grup tetap berhasil menjaga produksi batu bara.

Produksi batu bara mencapai 73,4 juta ton, naik 4% dibanding periode 10 bulan 2023. Jika dibandingkan dengan data bulan Oktober tahun lalu saja, produksi naik 8% YoY.

Delta Dunia melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), menjalankan bisnis jasa pertambangan di Indonesia dan Australia. Dengan enam lokasi operasional di Indonesia, termasuk satu rebuild center, dan empat lokasi operasional di Australia.

Pada 2021, BUMA mengakuisisi BUMA Australia, sejalan dengan strategi perusahaan untuk terus menemukan dan meraih peluang diversifikasi dan ekspansi untuk melengkapi dan memperkuat portofolio bisnisnya. Melalui BUMA Australia, BUMA memperluas layanan pertambangan ke salah satu pusat pertambangan dunia serta mendiversifikasi komoditas pertambangan perusahaan ke metallurgical coal, menyokong pesat pertumbuhan perusahaan.

Tuntaskan Akuisisi

Delta Dunia saat ini masih fokus untuk menuntaskan akuisisi Dawson Complex dan 29Metals. Akuisisi 29Metals ditargetkan bisa tuntas bulan ini, sedangkan akuisisi Dawson Camplex diproyeksikan baru selesai pada kuartal II 2025.

Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia, mengatakan strategi akuisisi yang dilakukan perusahaan akan mendongkrak kinerja secara signifikan. Kontribusi dari akuisisi Dawson Complex diperkirakan mencapai US$130 juta – US$200 juta per tahun terhadap EBITDA.

Dengan asumsi proses akuisisi tuntas pada pertengahan 2025, maka Dawson setidaknya bisa menyumbang sekitar US$65 juta – US$100 juta terhadap EBITDA Delta Dunia pada 2025.
“Aksi akuisisi menjadi bagian dari strategi Delta Dunia untuk mendongkrak kontribusi dari bisnis non-batu bara thermal,” kata Iwan.

Delta Dunia melalui anak perusahaan tidak langsungnya, Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA Singapore) telah menandatangani perjanjian dengan 29Metals Limited untuk penyertaan 229.902.537 lembar saham yang baru diterbitkan dengan harga AUD0,27 per lembar saham. Nilai total transaksi tersebut mencapai AUD62 juta.

Melalui anak perusahaannya yang tidak langsung, PT Bukit Makmur Internasional, Delta Dunia juga telah mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Peabody Energy Corporation, melalui anak perusahaannya, Peabody SMC Pty. Ltd., untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex senilai US$455 juta. Langkah akuisisi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batu bara metalurgi terbesar di Australia.

Pada 2028, Delta Dunia menargetkan proporsi pendapatan dari batubara thermal maksimal sebesar 50%. Hingga paruh pertama 2024, proporsi dari batubara thermal masih dominan, yakni 76%. Sementara kontribusi dari non-batu bara thermal baru 24%.(AT)