DUMAI – Berbagai upaya dilakukan PT Pertamina (Persero) bersama masyarakat dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lingkungan sekitar kilang Dumai, Riau dan kilang Sungai Pakning, Bengkalis, Riau.
Brasto Galih Nugroho, Unit Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility (CSR) Refinery Unit (RU) II Pertamina, mengungkapkan langkah tersebut diwujudkan dengan berbagai kegiatan edukasi pencegahan kebakaran hutan serta pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kepada masyarakat.
“Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah sebagaimana disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla,” ungkapnya, Rabu (24/2).
Brasto mengatakan bahwa Dumai dan Sungai Pakning merupakan salah satu wilayah rawan terjadi karhutla karena mayoritas tanah di daerah ini merupakan lahan gambut, sehingga memiliki karakteristik mudah terbakar terutama ketika musim kemarau.
“Terbatasnya sumber air dan juga minimnya keahlian warga dalam memadamkan api secara efektif mendorong kami menggandeng Masyarakat Peduli Api (MPA),” ujarnya.
Program MPA baik di Kelurahan Tanjung Palas, Dumai maupun di Sungai Pakning, Bengkalis ini diawali bantuan peralatan, edukasi mitigasi karhutla berbasis masyarakat serta pelatihan pemadaman api. Adapun Pertamina juga perlahan mengembangkan program tersebut di Sungai Pakning menjadi Kampung Gambut Berdikari, yang kegiatannya diperluas dengan pelatihan pemberdayaan ekonomi di lahan gambut, yakni pertanian nanas, olahan nanas, budidaya ikan dan pengelolaan wisata Arboretum Gambut.
Khusus untuk penanganan karhutla, kelompok MPA ini didukung juga oleh pemerintah daerah.
“Program ini terus dikembangkan dimana telah dibuat kurikulum Lingkungan Peduli Api bagi sekolah di wilayah Kabupaten Bengkalis,” ujar Brasto.
MPA ini kemudian direplikasi di Kelurahan Tanjung Palas, Dumai. Selain pembentukan kelompok, Pertamina juga membantu pembangunan 15 embung atau kolam penampungan air, di sejumlah titik rawan kebakaran untuk pemadaman api di Kelurahan Tanjung Palas.
Yustanto, Ketua MPA Tanjung Palas, mengatakan bahwa terbatasnya sumber air di Dumai, membuat sulit bergerak apabila terjadi karhutla.
Keberadaan embung penampungan air dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penanganan Karhutla di Dumai
“Embung juga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat yang mendukung kegiatan bernilai ekonomi, seperti perikanan dan pertanian,” tandas Yustanto.(RA)
Komentar Terbaru