JAKARTA – Keberadaan industri dinilai sebagai salah satu jalan agar sumber daya potensi gas yang masih besar bisa dimanfaatkan. Terlebih ditengah kondisi sekarang dimana berbagai komoditas harganya tinggi, gas yang diproduksikan dari dalam negeri sebagai bahan baku industri tentu bisa menekan ongkos produksi sehingga sangat bermanfaat bagi ekonomi nasional.
Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan secara pasokan sebenarnya sudah siap dan cukup melimpah hanya memang tinggal menambahkan infrastruktur. Sayangnya, kata dia, penyediaan infrastruktur juga tergantung dari ketersediaan pembeli gasnya.
“Kami ada (sumber gas) Bintuni, ada juga Jambaran Tiung Biru, Masela, kami dorong. Kami ada juga potensi di sekitar Bali ada juga di Aceh indikasinya cadangan besar. Ada lima area yang akan ditawarkan setalah kita siapkan paket lelang kompetitif. Competitiveness tertekan karena negara lain yang punya sumber besar dan tawarkan jauh lebih baik,” kata Arifin, ditemui di sela-sela rapat dengan Menteri Perindustrian, di Bogor, Senin (4/7).
Menurutnya kebutuhan gas sangat vital terlebih di masa transisi energi. Arifin menilai keluhan mengenai timgginya harga gas akan bisa teratasi apabila permintaan gas juga meningkat. “Karena ketutuhan gas vital, demand tinggi harga akan membaik,” ungkap Arifin.
Sementara itu, Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian, menyatakan salah satu industri yang bisa banyak menyerap gas dengan turunan yang bisa memberikan value added besar adalah petrokimia. Namun, dia mengakui tidak banyak industri terjun ke petrokimia. Untuk itu, pemerintah bakal menggencarkan dorongan agar pelaku usaha tidak ragu berinvestasi di bisnis petrokimia yang ternyata sangat penting.
“Industri petrokimia Indonesia masih harus dorong dan percepatan. Produk petrokimia,” ujar Agus.
Selain itu, gas sebagai bahan baku industri bahan esensial. Cost and benefit yang bisa dicapai oleh negara pengguna gas secara umum bisa terlihat dengan jelas. Dengan adanya harga gas yang murah, daya saing bisa tumbuh dan artinya pertumbuhan manufaktur bisa semakin baik.
“Policy dari Kemenperin adalah semua industri yang mendapatkan gas bahan baku. No one left behind. Ini jadi salah satu isu dalam rapat kerja kami hari ini. Banyak kawasan industri yang belum terintegrasi dengan pipa gas. Ini penting juga,“ ujar Agus. (RI)
Komentar Terbaru