JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) optimistis mencapai target kinerja hingga akhir tahun 2024, melampaui capaian di 2023.

Agoes Projosasmito, Direktur Utama BRMS, mengungkapkan capaian sepanjang tahun 2024 didukung sejumlah penemuan cadangan baru di proyek-proyek BRMS.
“2024 full year optimis sangat bagus. Ahli – ahli geologi kami banyak menemukan resources-resources baru. Didukung juga oleh faktor global di mana terjadi gejolak di beberapa negara. Investor pada dasarnya ingin investasi yang paling aman, yaitu emas,” ungkap Agoes dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Pada tahun 2023 BRMS mencatatkan produksi emas mencapai 23.270 oz, naik sebesar 330% dari produksi emas di tahun 2022 yang sebesar 5.415 oz. Pendapatan Perusahaan juga meningkat sebesar 301% dari US$11,6 juta di tahun 2022 menjadi US$ 46,6 juta di tahun 2023. Harga jual rata-rata emas meningkat sebesar 8% dari US$1.795 per oz di tahun 2022 menjadi US$1.930 per oz di tahun 2023.

BRMS membukukan US$14,2 juta laba bersih di tahun 2023, yang merefleksikan kenaikan sebesar 4% dari tahun 2022 yang sebesar US$13,7 juta.

Dalam kesempatan yang sama Herwin W Hidayat, Direktur & Chief Investor Relations BRMS, memaparkan sejumlah proyek yang dikembangkan antara lain melalui anak usaha, yakni Citra Palu Minerals (CPM) yang memiliki hak konsesi pertambangan seluas 85.180 hektar di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, Indonesia melalui Kontrak Karya Generasi VI tahun 1997.

Izin konstruksi dan produksi CPM telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia pada November 2017 dengan periode konstruksi 3 tahun dan periode Produksi 30 tahun hingga 2050.

Pabrik pengolahan bijih emas CIL pertama memproduksi sebanyak 500ton per hari sudah beroperasi sejak kuartal I 2020. Pabrik kedua dengan produksi 4.000 ton per hari mulai beroperasi sejak awal 2023. Pabrik ke-3 mulai beroperasi pada kuartal III 2024. CPM juga bekerjasama dengan MacMahon Indonesia sebagai mining kontraktor di River Reef Mine site, Poboya.

Adapula Gorontalo Minerals (GM) yang memiliki hak konsesi Kontrak Karya untuk pertambangan seluas 24.995 hektar yang terletak di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Izin konstruksi dan produksi GM telah disetujui pada bulan Februari 2019 dengan periode konstruksi 3 tahun dan produksi 30 tahun hingga 2052.

Pada saat pembangunan proyek tambang emas di Gorontalo, telah ditemukan singkapan mineral yang terafiliasi dengan tembaga porfiri dan emas sulfida di area konstruksi pabrik emaa dan infrastruktur jalan. Berdasarkan laporan atas temuan singkapan mineral tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan arahan agar Gorontalo Minerals melakukan pengeboran lanjutan terkait temuan tersebut. Kementerian ESDM juga meminta GM untuk melanjutkan kegiatan konstruksi di area yang steril dari mineralisasi.

Permintaan Gorontalo Minerals untuk tambahan waktu 30 bulan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari, konstruksi jalan, pembangunan pabrik pendukung tambang emas telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan pada April 2024. Untuk itu proyek tambang emas di Gorontalo akan diselesaikan di bulan Juni 2026.

Pada 7 Juli 2024 terjadi longsor di lokasi penambangan ilegal yang mengambil bijih di wilayah Kontrak Karya GM. GM turut bersama-sama Kepolisian Daerah dan Pemerintah Provinsi Gorontalo membantu penambang ilegal yang menjadi korban longsor. GM bersama Pemprov, Polda, Komando Resort Militer Gorontalo, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango memanfaatkan momentum longsor ini untuk menyelesaikan masalah penambangan ilegal di wilayah Kontrak Karya GM.

Suma Heksa Sinergi (SHS) melalui Proyek Kerta memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk konsesi tambang seluas 7.291 hektar yang berlokasi di Lebak, Banten. Izin produksi disetujui pada bulan November 2019 dengan periode produksi 20 tahun hingga 2039. Izin lingkungan sudah disetujui oleh Pemerintah pada Mei 2019. Studi kelayakan disetujui Pemerintah pada Juni 2019. Sumberdaya mineral dan cadangan bijih sudah memenuhi standar KCMI 2016. “Saat ini sedang dilakukan studi teknis lanjutan untuk aspek metalurgi, geoteknik, hidrologi, dan hidrogeologi, serta infill drilling untuk penambangan sumber daya dan cadangan di area prospek Cisadang Central,” ungkap Herwin.

Linge Mineral Resources (LMR) memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk konsesi seluas 36.420 hektar yang berlokasi di Kecamatan Linge, Aceh Tengah Provinsi Aceh. Proyek pengembangan meliputi aktivitas pengeboran, survei geofisika, uji metalurgi, studi geotek, studi kegempaan, studi geohidrologi, studi air asam tambang sebagai pemenuhan kebutuhan studi kelayakan.
Saat ini dalam proses untuk mendapatkan persetujuan Pemerintah untuk Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Izin Operasi Produksi (IUP -OP)

Dairi Prima Mineral (DPM) merupakan tambang seng dengan kualitas tinggi terletak di Sumatera Utara dan akan dikembangkan dengan operasi penambangan bawah tanah. Konsesi tambang seluas 24.636 hektar. Studi kelayakan Proyek Anjing Hitam telah disetujui pada tahun 2015. Tingkat deposit seng terbaik di dunia grade 11,5% Zn, 6,8%Pb. Izin Operasi Produksi telah disetujui oleh Pemerintah pada Desember 2017 dengan periode produksi selama 30 tahun sampai dengan 2047. “Saat ini dalam masa konstruksi fasilitas infrastruktur dan pendanaan untuk kegiatan penambangan di lokasi tambang Anjing Hitam,” kata Herwin.(RA)