JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, menargetkan penjualan batubara 27,3 juta ton sepanjang tahun ini, atau 30 persen lebih tinggi dari realisasi 2016 sebesar 20,7 juta ton.
“Sebanyak 15,9 juta ton ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan domestik, atau 58 persen dari total penjualan. Untuk penjualan ekspor 11,4 persen, atau 42 persen dari total penjualan,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam di Jakarta, Rabu (15/3).
Untuk pencapaian target penjualan 2017, Bukit Asam berencana memproduksi dan melakukan pembelian batubara kepada pihak ketiga sebesar 27,1 juta ton. Sebesar 24,1 juta ton merupakan produksi tambang milik perseroan, termasuk produksi anak usaha PT IPC sebesar 0,9 juta ton, dan tambang Peranap di Riau 0,2 juta ton. Sisanya, berasal dari pembelian batubara oleh anak usaha PT Bukit Asam Prima sebesar 3,03 juta ton.
Target penjualan juga akan didukung perusahaan angkutan kereta api yang berkomitmen mengangkut batubara dari lokasi tambang sebesar 21,7 juta ton atau naik 22 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 14,7 juta ton, masing-masing 18 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung, dan 3,7 juta ton ke Dermaga Kertapati di Palembang.
Sepanjang 2016, komposisi penjualan batubara domestik Bukit Asam naik 22 persen menjadi 12,3 juta ton atau setara 59 persen dari total penjualan. Periode tahun sebelumnya, penjualan domestik perseroan sebesar 10,1 juta ton.
Untuk penjualan ekspor sebesar 8,5 juta ton, atau 41 persen dari total penjualan atau setara 94 persen dari penjualan ekspor tahun sebelumnya.
Bukit Asam mengoptimalkan penjualan batubara kualitas yang lebih rendah dengan merek dagang GAR 4800 dan Bukit Asam 5000, karena membaiknya harga pada kuartal IV 2016. Berbeda dengan sebelumnya, penjualan masih didominasi batubara kalori tinggi, yakni Bukit Asam 61 dan Bukit Asam 64.
Penjualan batubara kualitas rendah mengalami kenaikan seiring meningkatkan permintaan pasar karena berkurangnya pasokan dari produsen akibat kendala operasi terkait penurunan harga komoditi selama empat tahun terakhir.
Untuk produksi dan pembelian batubara tahun 2016 tercatat sebesar 20,8 juta ton, masing-masing 19,6 juta ton produksi Bukit Asam, termasuk produksi anak usaha IPC sebesar 0,8 juta ton. Serta pembelian batubara oleh PT Bukit Asam Prima sebesar 1,2 juta ton.
“Sebenarnya kemampuan produksi Bukit Asam bisa mencapai 25-30 juta ton per tahun, sehingga kami mengharapkan kapasitas yang optimal untuk angkutan kereta api batubara. Dan, kapasitas Pelabuhan Tarahan sebesar 25 juta ton juga bisa dimanfaatkan optimal,” tandas Arviyan.(RA)
Komentar Terbaru