JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding pertambangan atau Mineral Industry Indonesia (MIND ID) membagikan dividen 2019 kepada pemegang saham mencapai Rp3,65 triliun. Jumlah dividen tunai yang dibagikan tersebut merupakan 90% dari total laba bersih 2019 yang mencapai Rp4,1 triliun.

“Ini merupakan dividen paling besar. Juga, dalam sejarah BUMN yang listing di bursa. Dengan adanya dividen ini, maka total dividen yang kami bagikan Rp3,6 triliun. Ini adalah hal yang baik berupa komitmen perusahaan ke pemegang saham,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam dalan konferensi pers secara virtual, Rabu (10/6).

Menurut Arviyan, pembagian dividen hingga mencapai 90% adalah murni kebijakan pemegang saham. Meski dividen yang dibayarkan sangat besar, manajemen memastikan tidak berdampak terhadap kondisi keuangan perusahaan.

“Ini juga terkait kebutuhan pemegang saham. Alhamdulillah, karena kinerja 2019 yang cukup baik, maka ini tidak mempengaruhi arus kas dan likuiditas kami dalam menghadapi pandemi dan juga ekspansi proyek yang dilaksanakan. Saat ini posisi kas kami hampir sekitar Rp8 triliun. Posisi kas cukup besar walaupun sudah membayarkan dividen. Ini sampai akhir tahun kan juga akan terus bertambah,” ungkap Arviyan.

Untuk EBITDA, Bukit Asam tahun lalu tercatat sebesar Rp6,4 triliun. Peroleham laba bersih Bukit Asam juga ditopang kenaikan pendapatan dari Rp21,2 triliun menjadi Rp21,8 triliun atau naik 3%. Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41%, dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Pencapaian laba dan pendapatan juga didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang naik dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada 2019, produksi batu bara Bukit Asam naik 10,2% dari tahun sebelumya menjadi 29,1 juta ton. Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari 2018.

Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara. Sepanjang 2019, Bukit Asam berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumya. Kenaikan volume penjualan karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial seperti Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Selain mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, Bukit Asam juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke pasar premium.(RI)