JAKARTA – Salah satu tantangan untuk meningkatkan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) adalah sifatnya intermiten. Namun harapan untuk memaksimalkan EBT lebih besar karena adanya penerapan teknologi Energy Storage System.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengungkapkan EBT dianggap masih energi mahal lantaran sifat intermiten tapi kondisi itu diyakini bakal berubah dengan hadirnya teknologi penyimpanan energi melalui baterai.

“Dari 25 sen (harga EBT) kita lelang menjadi 10 sen, kita lelang menjadi 7 sen, kita lelang hanya menjadi 5 sen. Hari ini sudah bisa dibawah 5 sen. Demikian pula untuk energi angin. Dulu ada sekitar 20 sen, turun ke 13 sen, turun ke 12 sen. Saat ini jauh lebih murah lagi. Salah satu kuncinya adalah adanya baterai energy storage system,” jelas Darmawan disela Electricity Connect 2024, Rabu (20/11).

Penerapan harga Energy Storage System menurut Darmawan juga terus turun sehingga bisa meningkatkan peluang untuk menggenjot pemanfaatan EBT. “Dulu harga baterai energy storage system itu per KWH-nya lebih dari 20 sen, turun menjadi 13 sen, turun menjadi 9 sen. Dan hari ini alhamdulillah baterai energy storage system sudah menjadi jauh lebih murah lagi, menjadi kompetitif. Maka dulu kalau kita berbicara energi murah, ya kotor. Berbicara energi bersih, ya mahal. Ternyata ini sekarang sudah bergeser. Kalau kita berbicara energi bersih, ya murah,” jelas Darmawan. (RI)