ACEH TAMIANG – PT Pertamina EP Zona 1 Rantau Field, Subholding Upstream Pertamina memproyeksikan mampu mempertahankan produksi minyak di level 2.500an barel per hari (BPH) pada tahun ini. Keyakinan itu didapat setelah suksesnya pemboran di sumur P472.

Despredi Akbar, Rantau Field Manager, mengungkapkan pada akhir tahun 2022 lalu produksi Rantau sempat anjlok karena ada musibah banjir di kawasan Rantau yang membuat operasional tidak maksimal. Untungnya restart kegiatan pada awal tahun ini berjalan sangat baik sehingga produksi kembali bisa dikejar. Terlebih dengan adanya produksi dari sumur pengembangan P472 yang diluar dugaan besar.

“Sebelumnya itu ada dikisaran 2.200an BPH. Sumur P472 untung dapat, itu besar produksinya 300 BPH,” kata Despredi saat ditemui di Aceh Tamiang, Selasa (3/10).

Menurut Despredi, strategi mengejar cadangan migas di sekitar sumur P472 akan digenjot. Sehingga bisa menahan laju penurunan produks alami sumur – sumur minyak di Rantau. Saat ini produksi minyak berasal dari 93 sumur produksi yang telah berumur tua atau diatas 20 tahun.

Untuk tahun ini  Rantau Field, menargetkan bisa menyelesaikan enam pemboran sumur pengembangan. “Sampai sekarang sudah selesai empat sumur dibor. Sisa dua pemboran sudah mobilisasi rig,” ujar Despredi.

Pertamina EP berkomitmen untuk menahan laju penurunan produksi minyak karena selain untuk mendukung produksi minyak secara nasional, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sebagian besar disumbangkan dari dana Bagi Hasil Migas produksi minyak Pertamina EP.

“Penghasil APBD terbesar di Aceh dari bagi hasil migas kita,” ungkap dia.

Minyak dari Rantau Field dikirim melalui pipa sejauh lebih dari 64 kilometer (km) ke Pangkalan Susu. Dari sana minyak dikunlmpulkan dan ditimbun di tangki berkapasitas 200 ribu barel untuk kemudian di lifting setiap dua bulan dan dikirim ke kilang Cilacap. (RI)