JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan PT Chevron Pacific Indonesia dinilai memiliki kelebihan masing-masing untuk bisa merebut hati pemerintah menentukan operator Blok Rokan.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan Pertamina dan Chevron memiliki peluang. Chevron sebagai kontraktor eksisting kemungkinan akan dipertimbangkan dari aspek keberlanjutan produksi.
Untuk Pertamina, isu keberpihakan terhadap perusahaan nasional dalam pengelolaan sumber daya alam masih menjadi senjata ampuh dalam pengambilan keputusan.
“Pertamina memiliki nilai lebih atas posisinya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” ujar Komaidi kepada Dunia Energi, akhir pekan lalu.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada Juli 2018 bisa memutuskan perusahaan mana yang menjadi operator Blok Rokan, pasca kontrak Chevron berakhir pada 2021.
Hingga saat ini, Pertamina dan Chevron yang telah mengajukan proposal resmi ke pemerintah.
Chevron juga telah melakukan pembicaraan insentif dengan tim Kementerian ESDM, termasuk mengusulkan split atau bagi hasil antara pemerintah dan operator nantinya.
Tidak mau kalah, Pertamina juga bergrak cepat dengan telah menyodorkan surat resmi yang berisi kesiapan untuk mengelola Blok Rokan secara penuh.
Dalam pengajuannya Pertamina juga menjanjikan akan melakukan Enhance Oil Recovery (EOR) dengan berbagai metode, mulai dari waterflood, steamflood maupun menggunakan bahan kimia atau chemical untuk menjaga dan meningkatkan produksi minyak.
Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina meyakini Pertamina sanggup mengelola penuh Blok Rokan. Untuk itu, Pertamina mengajukan diri sebagai operator di salah satu blok kontributor minyak terbesar di Indonesia tersebut.
Kini Pertamina kata Syamsu tinggal menunggu panggilan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk mengavaluasi proposal yang sudah disampaikan.
“Kami sudah berikan proposal dan term and condition-nya. Kalau dilihat kami memang mengusulkan untuk mengelola Blok Rokan 100% operator memungkinkan dari permen,” tandas Syamsu.(RI)
Komentar Terbaru