JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan program bahan bakar minyak (BBM) satu bisa dijalan serentak secara nasional pada 1 Januari 2017. Kebijakan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu itu menjadi salah program prioritas Kementerian ESDM.
“Kebijakan tentang harga eceran BBM satu harga bagi seluruh SPBU yang menjual premium RON88 dan solar mulai 1 Januari 2017 bisa berjalan. Penting sekali untuk keadilan sosial,” kata Ignasius Jonan, Menteri ESDM dalam press briefing dua tahun pemerintahan Jokowi – JK di Jakarta, Kamis (27/10).
Lebih lanjut Jonan menegaskan peran serta Pertamina dalam program ini sangatlah penting karena perusahaan migas nasional terbesar itu berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari negara sehingga segala tantangan, termasuk potensi kerugian yang diakibatkan program ini karena minimnya infrastruktur penyaluran bahan bakar akan dicarikan jalan keluar bersama. Pertamina diyakini memiliki kamampuan finansial yang mumpuni untuk menutup biaya distribusi ke wilayah timur Indonesia yang makin mahal.
“Ya tidak apa-apa, Kan secara keseluruhan bisnis Pertamina tidak rugi. Keuntungannya Pertamina Rp 40 triliun sebelum pajak tergerus Rp 800 Miliar ini hanya dua persen,” tegas dia.
Jonan menegaskan untuk jangka panjang pemerintah akan menyelesaikan persoalan pemerataan harga bahan bakar ini melalui pembangunan infrastruktur. Biaya Rp 800 Miliar tidak bisa dilihat sebagai beban Pertamina, namun harus diperhatikan juga multiplier effectnya.
“Kita harus berfikir kesejahteraan Papua. Jadi suplainya kita bereskan,” tukasnya.
Menurut Jonan, untuk mewujudkan BBM satu harga memang penuh tantangan, salah satunya adalah memastikan pengecer tetap menjual BBM dengan harga yang relatif sama. Kalaupun terjadi perbedaan tidak diperbolehkan selisihnya sangat jauh. Seperti pada umumnya harga BBM antara di SPBU dengan di pengecer hanya selisihnya Rp 500 – Rp 1.000 per liter.
“Pengawasan harus dijalankan supaya tidak ada harga eceran ke tangan konsumen yang beda,” tandas dia.(RI)
Komentar Terbaru