JAKARTA – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina membuka peluang selebar-lebarnya untuk memanfaatkan gas bumi dari lapangan-lapangan baru termasuk Proyek pengembangan lapangan yang sedang dijalankan pemerintah yaitu Blok Masela, Tangguh maupun lapangan-lapangan gas lainnya.

M. Anas Pradipta, Group Head of Gas, Supply & LNG Trading PGN, mengungkapkan sebagai agregator gas bumi nasional, PGN sangat siap untuk menyerap produksi gas dari proyek-proyek pengembangan lapangan-lapangan baru, termasuk gas dari Masela yang akan berbentuk LNG.

“Salah satu pendekatan yang dilakukan PGN untuk meningkatkan distribusi gas non-pipa yaitu pembangunan LNG Hub,” jelas Anas dalam keterangannya, Kamis (12/12).

Blok Masela memang jadi salah satu sumber pasokan gas yang besar di masa depan. Namun hingga kini masih belum dipastikan siapa saja pembeli gas nya. Pemerintah sendiri telah meminta Inpex untuk menyemburkan gas Masela di tahun 2030.

LNG Hub menjadi solusi atas tantangan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, khususnya di wilayah Indonesia Timur. PGN memperhitungkan potensi peningkatan permintaan gas bumi dalam negeri sekitar 3% hingga tahun 2034, didorong oleh segmen kelistrikan, smelter dan kilang.

Sumber pasokan gas hingga tahun 2034 berasal dari gas pipa dan LNG. Maka PGN memanfaatkan pasokan gas berbasis LNG sebagai alternatif tambahan pasokan gas bagi pelanggan.

PGN kata Anas sudah lebih dari siap untuk mendukung potensi penemuan giant discovery, termasuk mempertimbangkan kondisi tahun 2025. Seperti yang diketahui bahwa pasokan gas pipa menurun, sedangkan berbagai demand harus dipenuhi.

“Perkiraan kami di tahun 2025, terminal gas di yang dimiliki PGN akan sangat penuh dan ini menunjukkan mode LNG berjalan dengan baik, sehingga kami siap menyerap pasokan LNG dan siap menjadi agregator gas di Indonesia,” jelas Anas.

Dadan Kusdiana, Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM menyatakan selama proses transisi energi, pengembangan energi gas bumi akan dipercepat. “Produksi gas di Indonesia akan meningkat dalam dua – tiga tahun ke depan, gas bumi akan menjadi energi utama selama masa transisi energi sampai tercapainya net zero emission tahun 2060,” ujar Dadan.