JAKARTA – Langkah pemerintah untuk lebih “tegas” terhadap upaya dalam menggenjot produksi migas nasional kelihatannya sudah mulai terlihat hasilnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim dalam dua bulan terakhir sejak akhir tahun 2024, produksi minyak yang selama ini tertatih-tatih mulai menunjukkan kebangkitan.

Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, menyatakan produksi minyak sudah mendekati target produksi yang dipatok Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 yakni 605 ribu barel per hari (BPH). Saat ini pemerintah mencatat produksi minyak berada dikisaran 600 ribu-602 ribu BPH.

Ternyata dibalik klaim peningkatan produksi minyak tersebut ada satu kebijakan yang ditempuh pemerintah yakni bakal mempertegas lagi reward and punishment kepada para pelaku usaha atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Djoko Siswanto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), sebelumnya sempat mengungkapkan akan ada sanksi bagi pelaku usaha yang gagal mencapai target produksi. Hal itu juga diamini oleh Bahlil yang mendukung langkah tersebut.

“Kalau tidak tercapai (target produksi) dengan alasan yang susah untuk diterima maka pasti ada sanksinya juga. Ini bagian daripada memacu Agar kita membutuhkan fokus untuk meningkatkan produktifitas lifting migas,” kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (3/1).

Sayangnya dia masih belum mau membocorkan apa saja sanksi yang disiapkan pemerintah bagi KKKS yang performanya loyo. “Nanti lagi dibahas (sanksinya),” tegas Bahlil.

Namun demikian, tidak hanya sanksi yang disiapkan tapi reward menurut Bahlil juga harus diberikan bagi pelaku usaha yang sudah menuntaskan kewajibannya dengan baik. “Saya menyampaikan kepada Pak Kepala SKK Panggil semua K3S Untuk kita fokus dalam lengkap peningkatan lifting Nah bagi KKKS yang memang targetnya tercapai Kita harus memberikan apresiasi,” ujar Bahlil.

Selama dua bulan terakhir produksi minyak bisa dijaga dilevel sekitar 600 ribu barel per hari (BPH), meningkat dari periode selama tahun 2024 yang hanya dikisaran 580-an ribu BPH.

“September itu kita melakukan penyusaian Itu produksi kita per hari itu kurang lebih sekitar 575 ribu sampai 580r ibu barel per day lebih. Dua bulan terakhir di November-Desember Itu sudah mencapai 600 ribu BPH sampai 602 ribu BPH, doakan saja mudah-mudahan ini menjadi angin bagus Untuk kita memasuki target di 2025,” ungkap Bahlil.

Dengan target APBN 2025 produksi minyak dipatok 605 ribu BPH maka Bahlil optimistis realisasi produksi minyak mampu mencapai tartet. “Karena target APBN kita di 2025 itu sebesar 605 barel per day. Tapi kami yakin ini akan tercapai karena lifting kita kan turun terus Karena target APBN dengan realisasi kan hampir tidak pernah tercapai,” kata dia. (RI)