JAKARTA – Realisasi penggunaan gas pada awal 2019 belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. Data realisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan realisasi penyerapan hanya 89% dari target.
Waras Budi Santosa, Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas, mengatakan ada dua penyebab belum tercapainya serapan gas sesuai target. “Sekarang baru sampai 89% dari target APBN 7.000 BBTUD,” kata Waras di Jakarta, belum lama ini.
Dari sisi hulu, penurunan produksi dari beberapa kontraktor yang beroperasi di Jawa turut ambil bagian. Ini disebabkan penurunan produksi secara alami karena kondisi sumur yang sudah tua.
“Ada beberapa sudah decline (penurunan produksi). Di Jawa Barat kan sudah decline, itu dari Pertamina EP, lalu dari Jawa Timur juga ada beberapa kontraktor sudah natural decline. Namanya lapangan sudah lama, tapi nanti ada beberapa lapangan baru,” ungkap Waras.
Di sisi hilir tidak tercapainya target penggunaan gas dalam negeri disebabkan belum maksimalnya serapan gas PT PLN (Persero) sebagai salah satu konsumen utama gas nasional.
Menurut Waras, sumber daya gas harus bersaing ketat dengan bahan baku PLN lainnya dari sisi harga, seperti dengan batu bara, air maupun panas bumi.
Jika mengacu pada mekanisme kerja yang ada sekarang maka PLN dipastikan akan memilih bahan baku lain yang memiliki harga lebih murah. Ini bertujuan agar beban PLN lebih rendah.
“PLN kan energy mix batu bara, air geothermal kan di kompetisi mana yang paling murah,” tukasnya.
Namun demikian SKK Migas kata Waras masih meyakini serapan gas domestik akan kembali meningkat. Peningkatan target penggunaan gas disebabkan secara perhitungan target yang dipatok juga lebih tinggi dari tahun lalu. Pada 2019 target penggunaan 7.000 BBTUD, naik dibanding target tahun lalu 6.600 BBTUD.
PLN juga diyakini akan kembali menggunakan gas seiring dengan peningkatan kebutuhan pembangkit listriknya. “Kami sih masih optimistis naik lagi (konsumsi gas),” tandas Waras.(RI)
Komentar Terbaru