JAKARTA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk optimis, proyeknya yang paling prestisius yakni pembangunan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat, dapat diselesaikan lebih cepat. Emiten pertambangan yang listing dengan kode ANTM ini, menjadwalkan smelter pengolahan bauksit itu mulai memasuki tahap commissioning atau uji coba pada Oktober 2013.
Direktur Utama ANTM, Tato Miraza menyebutkan, terselesaikannnya proyek-proyek prestisius perseroan dalam waktu yang lebih cepat ini, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tetap solid ditengah kekhawatiran kondisi perekonomian global saat ini.
Menurutnya, ANTM akan tetap fokus pada pengembangan proyek-proyek kunci, guna mengoptimalkan posisi kas perusahaan, sekaligus menempatkan prioritas utama pada cash preservation (menjaga kas perusahaan dalam kondisi aman, red).
Sejauh ini, kata Tato, selain proyek CGA Tayan, proses konstruksi proyek-proyek kunci utama lainnya juga berjalan on track (sesuai target, red). Implementasi program penghematan biaya pun tetap berlanjut, diantaranya negosiasi perolehan harga bahan bakar minyak (BBM) yang lebih murah, serta evaluasi terhadap seluruh kontrak, termasuk kontrak jasa penambangan dengan pihak ketiga.
“Saat ini kami menghadapi perubahan yang dramatis di dalam industri pertambangan dan lingkungan global yang kompetitif. Hal ini menjadikan kami untuk terus dapat mempertahankan posisi kompetitif perusahaan,” ungkapnya di Jakarta, Senin, 17 Juni 2013.
Ia menyebutkan, proyek CGA Tayan on track untuk dapat memulai commissioning pada Oktober 2013, lebih cepat 3 bulan dari contractual schedule (jadwal dalam kontrak, red) yakni Januari 2014. Dari sisi penurunan biaya, ANTM telah memperoleh diskon atas harga BBM dan tengah bernegosiasi untuk memperoleh diskon yang lebih tinggi, guna meningkatkan marjin bisnis feronikel.
“Kami pun telah memulai pengoperasian genset baru yang lebih efisien berkapasitas 2×17 Megawatt (MW) untuk pabrik feronikel di Pomalaa. Kami juga akan menurunkan biaya tunai feronikel lebih jauh di 2014, menyusul pengoperasian PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) batubara berkapasitas 2×30 MW yang saat ini sudah memasuki fase konstruksi. Kami tetap optimis untuk dapat memberikan tingkat profitabilitas dan imbal hasil yang baik kepada pemegang saham,” paparnya.
Sampai dengan akhir Mei 2013, lanjut Tato, konstruksi proyek-proyek utama ANTM yakni proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan, proyek Feronikel Halmahera Timur, proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa, yang juga mencakup pembangunan PLTU Pomalaa, berjalan on track.
Kemajuan EPC (Engineering, Procurement, dan Construction) proyek CGA Tayan telah mencapai 94% pada Mei 2013 Untuk EPC Proyek Feronikel Halmahera Timur, kemajuannya sudah mencapai 5%. Sedangkan kemajuan EPC proyek perluasan pabrik feronikel (P3F) Pomalaa sudah mencapai 25% per akhir Mei 2013.
CGA Tayan sendiri merupakan proyek yang paling prestisius bagi ANTM. Pembangunan pabrik pengolahan bijih bauksit hingga menjadi produk hilir ini, boleh dibilang merupakan contoh nyata mulai berkembangnya program nilai tambah mineral pertambangan di dalam negeri.
ANTM sebagai perusahaan tambang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tampak bersemangat menjadi yang terdepan, dalam melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).
UU pertambangan yang diterbitkan pada awal 2010 ini mengamanatkan, pelaksanaan program nilai tambah mineral lewat pengolahan dan pemurnian di dalam negeri, paling lambat harus sudah dilaksanakan pada Januari 2014, atau lima tahun setelah terbitnya UU Minerba.
Selain CGA Tayan, ANTM juga sejak jauh-jauh hari sudah mengolah mineral hasil tambangnya yang lain. Yakni mengolah bijih nikelnya menjadi feronikel, dan memurnikan bijih emas hasil produksinya hingga menjadi emas murni batangan dan perhiasan, lewat anak perusahaannya PT Logam Mulia.
(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru