JAKARTA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun ini telah mendapatkan perpanjangan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang emasnya di Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Emiten berkode ANTM ini pun bertekat untuk terus fokus pada strategi kunci pengembangan bisnis intinya, pada komoditas emas, nikel, dan bauksit.
Direktur Utama ANTM, Tato Miraza mengungkapkan, strategi kunci untuk pengembangan tiga komoditas itu, ialah melalui pengembangan proyek-proyek hilir, pembukaan tambang baru, akuisisi aset, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi fasilitas produksi.
“Dengan jumlah cadangan dan sumber daya emas sebesar 9,4 juta dmt, cadangan dan sumber daya nikel sebesar 825,3 juta wmt, serta bauksit mencapai 473,8 juta wmt, strategi kami untuk berfokus pada ketiga komoditas inti tersebut tidaklah berubah,” jelas Tato Miraza di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2013.
Untuk komoditas emas, selain berfokus pada pencarian cadangan baru, ANTM terus menjajaki berbagai kesempatan yang muncul, sebagaimana yang dilakukan pada akuisisi tambang emas Cibaliung, Banten pada 2009, dan menambah kepemilikan di tambang Gosowong, Halmahera, pada 2012 lalu.
“Selain itu, kami yakin melalui pengembangan proyek-proyek bersifat hilir untuk komoditas nikel dan bauksit, nilai pemangku kepentingan juga akan meningkat,” kata Tato lagi.
Untuk komoditas emas, ANAM saat ini mengoperasikan tambang emas Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung di Banten, dengan tingkat produksi per tahun sekitar 3 ton. ANTM juga memiliki 25% saham PT Nusa Halmahera Minerals yang mengoperasikan tambang emas Gosowong di Maluku Utara.
Cadangan dan sumber daya emas ANTAM per 31 Desember 2012 berjumlah 9 juta dmt dengan kandungan logam emas 1,6 juta ounces emas. Sementara PT Nusa Halmahera Minerals memiliki cadangan dan sumber daya emas sebesar 9,3 juta dmt dengan kandungan logam emas 3,6 juta ounces.
“Pada awal bulan Juni 2013, Aneka Tambang pun telah memperoleh perpanjangan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk tambang emas Pongkor sampai dengan tahun 2021,” ungkap Tato.
Jumlah cadangan dan sumber daya nikel ANTM per 31 Desember 2012 mencapai 825,3 juta wmt, yang berada di prospek nikel Tanjung Buli, Pulau Pakal, Mornopo, Sangaji, Tapunopaka, Mandiodo, Bahubulu, Lalindu dan Lasolo. Prospek-prospek nikel ANTM ini berada di Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara.
Terus Bergerak ke Hilir
Selain sukses di bisnis pertambangan, ANTM pun terus mengembangkannya bisnisnya ke hilir. Saat ini, kata Tato, ANTM mengoperasikan tambang nikel Pomalaa, Tanjung Buli, Pulau Pakal, dan Tapunopaka. Untuk komoditas nikel, saat ini ANTM tengah mengembangkan proyek Feronikel Halmahera Timur (FHT) senilai US$1,6 miliar, dan proyek Nickel Pig Iron (NPI) Mandiodo senilai US$350-400 juta.
Proyek FHT sudah memasuki masa konstruksi, sementara proyek NPI Mandiodo berada dalam kajian internal setelah selesainya studi kelayakan oleh pihak independen. ANTM juga tengah menyelesaikan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa dengan nilai proyek US$450-500 juta.
“Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan efisiensi pabrik feronikel Aneka Tambang yang sudah beroperasi di Pomalaa, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara berkapasitas 2×30 Megawatt (MW) untuk menurunkan biaya produksi feronikel,” terang Tato Miraza.
Untuk komoditas bauksit yang memiliki jumlah cadangan dan sumber daya sebesar 473,8 juta wmt, lanjutnya, ANTM tengah mengembangkan proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dan proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah. Sementara proyek SGA Mempawah berada dalam kajian internal setelah selesainya studi kelayakan oleh pihak independen.
Kemajuan EPC proyek CGA Tayan per akhir Mei 2013 sudah mencapai 94%, dan diharapkan commissioning (uji coba, red) dapat dimulai pada Oktober 2013. Istilah chemical grade alumina merujuk secara umum pada produk bahan kimia, berupa aluminium hidroksida dan alumina, yang digunakan untuk aplikasi industri yang bukan industri aluminium.
Aluminium hidroksida adalah produk intermediate dan merupakan bahan yang dapat digunakan dalam penjernihan air. Sedangkan alumina dapat digunakan untuk memproduksi bahan pendukung komponen elektronik. Beberapa produk yang menggunakan CGA diantaranya refractor ies, abrasives, produk bangunan, Integrated Circuit (IC), dan juga bahan untuk LCD screen.
(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru