JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam), anggota Mind ID BUMN Holding Industri Pertambangan, sepanjang periode semester I 2022 mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp18,77 triliun, naik 9% jika dibandingkan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp17,28 triliun.
Di tengah tantangan dari kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan komoditas pertambangan, pada semester I 2022 capaian laba kotor Antam tercatat sebesar Rp4,03 triliun, meningkat 27% jika dibandingkan laba kotor periode serupa tahun 2021 sebesar Rp3,17 triliun.
Sepanjang enam bulan pertama 2022 Perusahaan membukukan laba usaha sebesar Rp1,46 triliun dan total penghasilan lain-lain, bersih sebesar Rp748,62 miliar. Laba bersih periode berjalan Antam pada semester I 2022 mencapai Rp1,53 triliun, naik 32% dari laba periode berjalan pada enam bulan pertama 2021 sebesar Rp1,16 triliun.
“Antam berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang periode enam bulan pertama tahun 2022 dengan capaian EBITDA sebesar Rp3,74 triliun, yang tumbuh 50% jika dibandingkan capaian periode enam bulan pertama tahun 2021 sebesar Rp2,49 triliun,” úngkap Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary Antam, Senin(5/9/2022)
Di tengah tantangan kondisi perekonomian dan geopolitik global serta dinamika kondisi kebijakan penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur sepanjang periode semester I 2022, Antam berfokus untuk mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien, dengan tetap menjaga kesetabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan produk logam dasar maupun logam mulia sejalan dengan kondisi pemulihan perekonomian global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam pada tahun 2022.
Pada akhir periode semester I 2022, Antam secara konsisten mampu menjaga soliditas struktur keuangan yang tercermin dari tingkat kas dan setara kas sebesar Rp3,23 triliun. Tercatat sepanjang periode enam bulan pertama 2022 Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,76 triliun. Tingkat pinjaman berbunga Antam pada akhir periode semester I 202w mencapai Rp4,32 triliun, turun 39% dari posisi pinjaman pada akhir periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp7,08 triliun.
Di bulan Juni 2022, sejalan dengan pencapaian kinerja profitabilitas ANTAM dan implementasi hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun (RUPST) 2021, Perusahaan melaksanakan pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp930,87 miliar atau 50% dari laba bersih tahun buku 2021 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan.
Sebagai bagian dari komitmen penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Perusahaan memastikan pengelolaan dan pencatatan keuangan dilaksanakan secara prudent, akuntabel, dan transparan dengan memperhatikan pemenuhan terhadap kaidah-kaidah standar akuntansi keuangan yang berlaku. Salah satu cerminan atas hal ini adalah pencatatan provisi atas kasus hukum yang tengah dihadapi Perusahaan serta mitigasi manajemen risikio yang cermat, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Provisi merupakan konsep akuntansi dalam penerapan PSAK 57 untuk mengukur ketidakpastian atas putusan akhir dari sejumlah kasus hukum dalam konteks penyusunan laporan keuangan. Atas kasus hukum yang dihadapi, Perusahaan memiliki posisi dan pembelaan hukum yang kuat. Perusahaan akan terus melakukan upaya hukum lanjutan secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusahaan selalu berkomitmen untuk senantiasa menciptakan praktik bisnis sesuai dengan Good Corporate Governance dalam setiap lini bisnis Perusahaan.
Sepanjang periode semester I 2022, Antam mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar Rp18,77 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp14,54 triliun atau setara 77% dari total penjualan bersih Antam. Hal tersebut sejalan dengan strategi Perusahaan untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.
Pada enam bulan pertama 2022, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 65% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp12,28 triliun. Tercatat pada semester I 2022 volume penjualan logam emas mencapai 13,47 ton, tumbuh jika dibandingkan capaian penjualan pada periode sama tahun sebelumnya sebesar 13,34 ton.
Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta pertumbuhan tingkat penyerapan emas di dalam negeri, pada kuartal II 2022 Antam mencatatkan penguatan kinerja penjualan emas dengan capaian sebesar 6,89 ton, naik 5% jika dibandingkan periode kuartal pertama tahun 2022 sebesar 6,58 ton. Pada 1H22, produksi logam emas yang berasal dari tambang Perusahaan mencapai 673 kg. Dengan tingkat harga logam emas global yang terjaga stabil serta peningkatan perfoma penjualan, Segmen Logam Mulia dan Pemurnian berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp859,96 miliar atau tumbuh 8% YoY pada periode 1H22.
Pada semester I 2022 penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp3,12 triliun atau 17% dari total penjualan konsolidasian. Volume produksi dan penjualan feronikel Antam pada 1H22 tercatat masing-masing sebesar 11.982 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 9.622 TNi. Untuk komoditas bijih nikel, produksi bijih nikel pada 1H22 mencapai sebesar 4,39 juta wet metric ton (wmt) dengan tingkat penjualan bijih nikel di pasar domestic yang mencapai 3,04 juta wmt. Kinerja capaian produksi dan penjualan segmen nikel Antam sepanjang semester I 2022 turut dipengaruhi dinamika pasar global, utamanya kondisi lockdown COVID-19 di beberapa destinasi penjualan produk feronikel di Asia Timur pada 2Q22 sehingga berdampak pada pembatasan aktivitas perdagangan ekspor. Selain itu trend kenaikan harga bijih nikel yang tinggi pada 2Q22, namun tidak diikuti dengan signifikansi serupa pada harga produk turunan bijih nikel (misal produk stainless steel) turut mempengaruhi tingkat penyerapan atas produk segmen nikel Antam.
Kendati demikian, terlepas dari sejumlah tantangan yang dihadapi sepanjang enam bulan pertama 2022, profitabilitas segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) Antam terjaga tetap solid. Kontribusi penjualan segmen nikel mencapai Rp5,45 triliun, naik 18% dari penjualan pada semester I 2021 sebesar Rp4,64 triliun. Tercatat laba bersih periode berjalan segmen nikel mencapai Rp2,35 triliun, naik 23% dibandingka sebelumnya Rp1,91 triliun. Perusahaan meyakini bahwa, performa segmen nikel akan konsisten bertumbuh seiring dengan penguatan kondisi ekonomi global dan outlook positif penyerapan komoditas nikel.
Sejalan dengan strategi keberlanjutan Antam untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), pada Juni 2022, Antam bersama PT PLN (Persero) melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait dengan potensi kerjasama suplai listrik untuk Pabrik Feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang menggunakan sumber pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pada periode semester I 2022, segmen bauksit dan alumina Antam memberikan kontribusi yang positif bagi profitabilitas Perusahaan. Produksi bauksit pada semester I 2022 tercatat sebesar 881 ribu wmt dengan tingkat penjualan bauksit mencapai 661 ribu wmt, atau meningkat 13% jika dibandingkan volume penjualan tahun sebelumnya sebesar 587 ribu wmt. Pada kuartal II 2022, kinerja penjualan bauksit ANTAM mencapai 559 ribu wmt, tumbuh signifikan dibandingkan penjualan pada periode kuartal I 2022 sebesar 102 ribu wmt. Pada tahun 2022, selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan pernjualan bauksit di pasar dalam negeri. Terkait dengan produk Chemical Grade Alumina (CGA), pada periode semester I 2022 tingkat produksi alumina mencapai 73.893 ton alumina, tumbuh 157% dari produksi 1H21 sebesar 28.710 ton alumina. Capaian produksi alumina mencapai 40.063 ton alumina, naik 18% dari produksi kuartal I 2021 sebesar 33.830 ton alumina. Pada semester I 2022, capaian penjualan alumina mencapai 74.143 ton alumina, naik 21% dibandingkan volume penjualan sebelumnya sebesar 61.241 ton alumina. Pada kuartal II 2022, volume penjualan alumina mencapai 39.321 ton alumina, naik 13% dari sebelumnya 34.822 ton alumina.
Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas segmen bauksit dan alumina ANTAM. Pada semester I 2022, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina mencapai Rp889 miiar, naik 45% dari periode semester I 2021 sebesar Rp614 miliar. Penguatan profitabilitas segmen tercermin pula pada capaian laba bersih periode berjalan segmen bauksit dan alumina yang mencapai Rp85 miliar pada semester I 2022, meningkat siginifikan dibandingkan pencatatan rugi bersih periode berjalan pada semester I 2021 sebesar Rp306 miliar.(RA)
Komentar Terbaru