JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) mencatatkan pertumbuhan penjualan menjadi Rp43,20 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024, naik 40% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp30,90 triliun. Kontribusi penjualan bersih domestik mencapai Rp39,79 triliun atau 92% dari total penjualan bersih Antam pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024

”Strategi kami untuk memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan, Antam tidak hanya berhasil memperkuat posisi strategisnya di dalam negeri, tetapi juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global,” kata Niko Kanter, Direktur Utama Antam, Rabu (30/10).

Pada periode sembilan bulan 2024 Antam meningkatkan pangsa pasar domestik melalui produk emas yang berkontribusi sebesar 83% terhadap total penjualan dengan nilai penjualan sebesar Rp35,70 triliun, meningkat 85% dari capaian pada periode sama tahun lalu sebesar Rp19,29 triliun. Pada sembilan bulan 2024 Ant mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 743 kg (23.888 troy oz.). Efektivitas dalam strategi pemasaran, inovasi produk dan penguatan pangsa pasar, berkontribusi pada peningkatan penjualan emas 9M24 sebesar 47% mencapai 28.567 kg (918.450 troy oz.), jika dibandingkan capaian penjualan pada 9M23 sebesar 19.460 kg (625.654 troy oz.).

Antam melalui UBPP Logam Mulia merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi “Good Delivery List Refiner” di London Bullion Market Association (LBMA).

Antam membukukan laba periode berjalan sebesar Rp2,23 triliun. Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perusahaan tercatat positif sebesar Rp3,93 triliun di periode yang sama.

Nico Kanter menyebut pencapaian ini menegaskan kemampuan Perusahaan dalam menjaga stabilitas dan daya saing di tengah berbagai tantangan global. “Kami terus berkomitmen untuk memberikan nilai positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ujar Nico.

Selama periode sembilan bulan di tahun 2024, Antam mencatatkan capaian laba kotor sebesar Rp4,10 triliun, dengan laba usaha tercatat sebesar Rp1,86 triliun. Di periode tersebut, beban usaha perusahaan turun 19% menjadi Rp2,24 triliun, dibandingkan capaian periode sembilan bulan tahun 2023 (Januari – September 2023, 9M23) sebesar Rp2,75 triliun.

Penurunan ini utamanya disebabkan oleh penurunan biaya terkait logistik dan asuransi seiring dengan terdampaknya penjualan komoditas nikel dan bauksit akibat kondisi perizinan selama 9M24. Perusahaan juga membukukan penurunan beban keuangan di sembilan bulan pertama 2024 sebesar 14% menjadi Rp176,49 miliar dibandingkan periode sembilan bulan di 2023 sebesar Rp205,76 miliar seiring dengan upaya menurunkan interest bearing debt di tahun 2024 sebagai bagian dari progrm efisiensi perusahaan. Capaian nilai laba bersih per saham dasar Antam tercatat sebesar Rp91,60 per saham dasar.

Dari sisi posisi keuangan, Perusahaan membukukan kenaikan aset dari Rp35,50 triliun menjadi Rp40,98 triliun atau meningkat 15%. Di periode yang sama, total liabilitas Antam turun 3% menjadi Rp10,60 triliun, dari nilai liabilitas di sembilan bulan 2023 sebesar Rp10,88 triliun. Sedangkan nilai ekuitas Anta. tercatat sebesar Rp30,38 triliun, tumbuh 23% dari sebelumnya Rp24,62 triliun.

Antam menunjukkan posisi keuangan yang kuat yang tercermin dari penurunan pinjaman berbunga (interest bearing debt) menjadi Rp1,63 triliun. Penurunan sebesar 45% dari posisi pinjaman sebesar Rp2,99 triliun, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efesiensi biaya di tahun 2024. Selain itu, pertumbuhan saldo kas dan setara kas yang mencapai Rp9,60 triliun, naik 27% dari posisi pada akhir periode sembilan bulan 2023 sebesar Rp7,54 triliun, menambah fondasi likuiditas yang solid bagi perusahaan.

Dengan struktur keuangan yang stabil dan tingkat utang yang rendah, ANTAM memiliki fleksibilitas keuangan yang cukup untuk menjalankan inisiatif strateginya dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan melalui proyek pengembangan usaha yang sedang dijalankan.

Selama sembilan bulan pertama 2024, Antam masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan. Di tengah kondisi yang menantang tersebut, Antam berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualannya terutama pada komoditas nikel, sementara peningkatan permintaan dalam negeri dan keberhasilan strategi pemasaran telah mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan pada periode ini.

Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) sebesar 14% terhadap total penjualan Ant dengan nilai penjualan mencapai Rp6,10 triliun. Kinerja penjualan segmen nikel dipengaruhi oleh tantangan perizinan yang terjadi diawal tahun 2024 sehingga berdampak pada penjualan Perusahaan.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2023, volume produksi feronikel Antam mencapai 15.244 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel mencapai 11.691 TNi. Sementara itu untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel ANTAM mencapai 7,30 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel sebesar 5,71 juta wmt.

Kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina memiliki proporsi 3% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan mencapai Rp1,16 triliun. Antam mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 637.713 wmt.

Antam telah berhasil memasarkan produksi bauksit pada periode sembilan bulan 2024, sejalan dengan telah diperolehnya perizinan bagi Perusahaan. Total penjualan bauksit sebesar 97.430 wmt, aementara untuk produk alumina melalui entitas anak perusahaan yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina telah memproduksi sebanyak 105.883 ton alumina. Volume penjualan produk alumina mencapai 133.065 ton alumina, meningkat 23% dari capaian penjualan alumina pada periode tahun sebelumnya sebesar 108.351 ton alumina.(RA)