“Deviden per lembar saham sebesar Rp 1,99,” kata Arie P Ariotedjo, Direktur Utama Antam usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Kamis (12/4).
Antam mencatat laba bersih 2017 sebesar Rp136 miliar, meningkat 111% dibanding 2016 sebesar Rp64 miliar. Pertumbuhan EBITDA Antam juga meningkat 96% menjadi Rp2,21 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,13 triliun pada 2016.
Pada tahun lalu Antam mencatat pendapatan Rp12,6 triliun, dimana emas memberikan kontribusi terbesar Rp7, 37 triliun atau 58% dari total pendapatan. Kontribusi terbesar kedua adalah penjualan feronikel sebesar Rp3,22 triliun.
Untuk 2018, Antam menargetkan volume produksi feronikel sebesar 26 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi). Untuk komoditas emas, Antam menargetkan produksi 24.000 Kg atau naik 18% dibanding periode sama yang 2017 sebesar 13.202 Kg.
Saat ini Antam tengah melaksanakan proses pembangunan pabrik feronikel Halmahera Timur atau P3FH dengan kemajuan konstruksi sebesar 38%. P3FH akan mendukung kapasitas produksi feronikel tahunan Antam menjadi 40.500 – 43.500 TNi.
Saat ini Antam juga fokus pada pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum sebagai bentuk implementasi sinergi holding BUMN pertambangan. SGAR yang merupakan bahan baku pabrik alumina, akan memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun untuk tahap I.
“Sejalan dengan Antam yang memiliki cadangan bauksit yang signifikan, maka menjadikan proyek SGAR ini strategis bagi kedua perusahaan,” kata Arie.(RA)
Komentar Terbaru