PEKANBARU – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan peningkatan saham PT Aneka Tambang di dua proyek strategis akan rampung tahun ini. Kedua proyek tersebut adalah smelter chemical grade alumina (CGA) di PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) dan proyek peleburan bijih nikel kadar rendah (blast furnace) di Halmahera Timur.
Fajar Harry Sampurno, Deputi Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, mengatakan Antam akan fokus pada akuisisi di proyek ICA dan blast furnace. “Antam kan sudah punya kepemilikan saham di dua perusahaan itu, sekarang mau ditingkatkan sahamnya. Itu tahun ini,” kata Fajar saat ditemui di Pekanbaru, Riau, Selasa (19/3).
Untuk proyek CGA Tayan melalui ICA, Antam berencana menguasai 100% saham. Saat ini Antam sudah menguasai 80% saham ICA, 20% lainnya dikuasai Showa Denko K.K.. Namun seusai perjanjian yang ada, meskipun memiliki saham mayoritas, Antam tidak memiliki wewenang mengendalikan operasional di ICA.
Selain proyek CGA, Antam juga menggarap proyek blast furnace dengan mitra strategis dari Singapura, Ocean Energy. Dalam perjanjian yang disepakati 4 tahun lalu, Antam hanya memiliki saham sebesar 25% saham di proyek tersebut. Kini Antam berkeinginan menjadi pemegang saham mayoritas, 51%.
Dalam skema penambahan saham nanti, Antam rencananya tidak akan mengeluarkan dana karena perusahaan hanya akan menambah suplai bahan baku nikel dari sumber daya yang dimiliki.
Pada 2019, Antam berpeluang melakukan ekspansi bisnis karena ada lima perusahaan yang harus melakukan divestasi. Sebagai BUMN, Antam tentu akan mendapatkan prioritas.
Namun menurut Fajar, Antam belum akan tergesa-gesa dalam mengakuisisi saham kelima perusahaan tersebut. Apalagi Antam saat ini ada dibawah naungan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang menjadi holding BUMN tambang.
“Dikaji dulu lah, Inalum juga mau kalau memang bagus,” tandas Fajar(RI)
Komentar Terbaru