PT Pertamina EP (PEP) adalah salah satu andalan PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas. Hingga empat-lima tahun lalu, PEP malah jadi kontributor utama produksi minyak dan gas serta revenue terhadap induk usaha. Belakangan, seiring meningkatnya produksi minyak dari Blok Cepu, kontribusi Pertamina EP disalip oleh PT Pertamina EP Cepu, anak usaha Pertamina lainnya di sektor hulu. Hal ini dinilai wajar karena mayoritas PEP mengelola lapangan dan sumur tua (mature) peninggalan Belanda yang memerlukan penanganan ekstra supaya produksinya tidak turun.

Lapangan PEP tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri atas 22 field dan lima aset. Salah satu kontributor terbesar produksi PEP adalah Pertamina EP Asset 4 yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur. PEP Asset 4 mengelola lima lapangan, yaitu Cepu Field di Blora, Jawa Tengah; Poleng Field, Gresik dan Sukowati Field, Bojonegoro di Jawa Timur. Dua lagi berada di luar Jawa, yaitu Donggi-Matindok Field di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dan Papua Field di Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Di bawah kepemimpinan General Manager Agus Amperianto, kinerja PEP Asset 4 menunjukkan tren positif. Bahkan, dari sisi keuangan, hingga akhir November 2019, PEP Asset 4 memberi kontribusi terbesar kedua kepada PEP.

Bagaimana realisasi kinerja PEP Asset 4 sepanjang 2019 dan apa targetnya pada 2020? Berikut wawancara wartawan Dunia Energi Dudi Rahman dengan GM Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto. Petikannya.

Bagaimana realisasi produksi PEP Asset 4 sepanjang 2019?
Alhamdulillah, produksi Pertamina EP Asset 4 pada 2009 positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi minyak sepanjang 2019 adalah sebesar 15.833 barel per hari (BOPD) dan 172,20 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas. Produksi 2019 nak 10, 6% atau sebesar 1.516 BOPD, keberhasilan dalam mengelola lapangan eks terminasi Unitisasi Sukowati dan eks-terminasi TAC Linda Sele di Papua. Field Sukowati dan Field Papua berhasil meningkatkan produksi masing-masing sebesar 22% dan 11%.

Apakah realisasi produksi PEP Asset 4 tahun lalu itu sesuai target RKAP 2019?
Realisasi produksi 2019 adalah 98% untuk minyak dan 102% untuk gas dari target yang ditetapkan dalam RKAP.

Apa penyebab produksi minyak tak capai target?
Ada tiga faktor yang utama. Pertama, produksi swakelola sumur-sumur tua oleh BUMD/KUD di Cepu Field yang tidak optimal. Kedua, penurunan permintaan sales gas oleh DSLNG di semester II akibat melemahnya pasar LNG Dunia, sehingga produksi kondensat pun berkurang. Ketiga, ralisasi decline produksi di Sukowati Field yang lebih besar dari target.

Kontribusi produksi Pertamin EP Asset 4 dari field mana saja?
Untuk Pertamina Asset 4, kontribusi produksi berasal dari lima field plus unitisasi Wakamuk.

Berapa realisasi produksi minyak dan gas masing-masing field pada 2019?
Untuk Cepu Field, produksi minyak 2.207 BOPD atau 96% dari target dan gas 65,74 MMSCFD atau 105% dari target. Poleng Field sebesar 2.696 BOPD (108%) dan gas 4,19 MMSCFD (155%). Donggi Matindok Field tercatat 805 BOPD (107%) dan 88,30 MMSCFD (97%). Papua Field 1.060 BOPD (106%) dan 0.78 MMSCFD (100%), Sukowati Field sebesar 8.975 BOPD (94%) dan 12.69 MMSCFD (110%), dan Unitisasi Wakamuk: 90 BOPD (107%).

Dibandingkan PEP Asset lainnya, Asset 4 berada di posisi ke berapa?
Dari sisi produksi, minyak dan gas PEP Asset 4 di posisi ke-3. masing-masing setelah Asset 5 dan Asset 2 untuk minyak; serta Asset 2 dan Asset 3 untuk gas.

Bagaimana halnya dengan Anggaran Belanja Investasi (ABI) dan Anggaran Belanja Operasi (ABO) yang terserap pada 2019?
Realisasi ABI 2019 adalah sebesar US$ 51,9 juta atau 109,2% dari target RKAP Revisi 2019 US$ 47,55 juta. Sedangkan realisasi ABO hingga Nov 2019 (year to date) sebesar US$136,63 juta atau sebesar 95,5% dari RKAP.

Untuk 2020, bagaimana target produksi Pertamina EP Asset 4?
Proyeksi produksi di 2020 adalah 15.943 BOPD atau 101% dibandingkan realisasi produksi 2019 untuk minyak dan 161 MMSCFD atau 94% dibandingkan realisasi 2019 untuk gas.

Mengapa target produksi gas malah turun?
Turunnya proyeksi produksi gas masih terkait dengan lemahnya pasar LNG dunia sehingga buyer gas menurunkan nominasi sales gas pada 2020.

Bisa Anda jelaskan bagaimana rincian target dari masing-masing field pada 2020?
Target produksi Cepu Field untuk minyak 2.206 BOPD dan gas 67 MMSCFD, Poleng Field 2.639 BOPD dan 3.86 MMSCFD, Donggi Matindok Field 599 BOPD dan 78 MMSCFD, dan Papua Field 1.192 BOPD dan 0.71 MMSCFD. Sementara itu, Sukowati Field ditargetkan 9.240 BOPD dan 11 MMSCFD serta Unitisasi Wakamuk diproyeksikan 67 BOPD.

Pengeboran minyak di Sukowati Field, PEP Asset 4. (foto: A Tatan Rst/Dunia-Energi)   

Apa upaya Pertamina EP Asset 4 untuk mencapai target tersebut?

Ada beberapa rencana kerja yang telah ditetapkan, yaitu enam pemboran, tiga work over, 85 kegiatan well intervention di Cepu Field, Sukowati Field, dan Papua Field agar sesuai target, tepat waktu dan sesuai budget. Berikutnya, menahan laju penurunan produksi, terutama Sukowati Field. Kami juga berupaya meningkatkan kemampuan fasilitas produksi untuk antisipasi volume produksi minyak dan air yang semakin besar terutama untuk Sukowati Field dan Poleng Poleng sehingga produksi menjadi optimal. Upaya lainnya adalah reaktivasi sumur di Kawengan yang dikelola oleh penambang ilegal dan melanjutkan Monetisasi gas Tapen di Cepu Field serta upaya menaikkan nominasi gas di Donggi Matindok saat periode curtailment.

Apa tantangan yang berpotensi menghambat target dan rencana kerja PEP Asset 4 pada 2020?
Ada sekurangnya enam challenge kami pada 2020. Pertama, mature feld terutama di Cepu, Poleng, dan Papua. Kedua, penyiapan lokasi bor terkait beberapa perizinan. Ketiga, smur-sumur tua di area Cepu banyak dikuasai oleh penambang liar dan maraknya penyulingan ilegal. Keempat, perbaikan infrastruktur (pengecoran jalan, akses transportasi dll) terutama di area Cepu dan Papua yang menghambat program RK sumuran. Kelima, isu sosial di area Pertamina Asset 4 yang menghambat program kerja (moving rig, project, dll). Kelima, permasalahan sewa lahan (ROW pipa, izin PT Kereta Api Indonesia terkait crossing rel, dll)

Bagaimana dengan proyeksi ABI dan ABO 2020?
Sasaran ABI RKAP 2020 adalah US$ 95,47 juta, terdiri atas 16% untuk pemboran; 2% untuk WO; 31% untuk Fasilitas Produksi; 51% untuk Unitisasi Jambaran Tiung Biru. Sedangkan ABI RKAP 2020 adalah sebesar US$ 165,67 juta.

Berapa realisasi pendapatan dan laba bersih (unaudited) Pertamina EP Asset 4 pada tahun lalu?
Untuk revenue sampai akhir November 2019 sebesar US$ 484,81 juta (year to date/ytd), nomor tiga setelah Pertamina EP Asset 2 dan Pertamina Asset 3. Sedangkan net profit US$ 140,33 juta hingga akhir November (ytd) nomor dua setelah Pertamina EP Aset 2.