JAKARTA— PT Agincourt Resources, perusahaan tambang emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang terafiliasi PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), memeroleh 10 penghargaan untuk 10 program pemberdayaan masyarakat di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2019.
Sepuluh penghargaan tersebut meliputi satu penghargaan Platinum, enam penghargaan Gold dan tiga penghargaan Silver di mana sepuluh program pemberdayaanpe masyarakat yang diusung oleh PT Agincourt Resources ini dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs),
Tim Duffy, Chief Executive Officer Agincourt Resources, menyambut baik atas pencapaian ini. Selama tujuh tahun beroperasi, Tambang Emas Martabe sangat concern dengan program pengembangan masyarakat maupun peduli pada lingkungan di sekitarnya secara konsisten dan berkesinambungan.
Menurut Duffy, manajemen Agincourt bersyukur bahwa komitmen perusahaan dalam mencapai berbagai kesuksesan, termasuk operasi yang aman dan efisien, memperhatikan dampak lingkungan, dan memastikan bahwa kehadiran perusahaan memberikan manfaat sosial jangka panjang yang positif bagi semua pemangku kepentingan lokal mendapatkan aprsesiasi melalui ajang penghargaan ini.
“Tentunya ini akan semakin memicu kami dalam memberikan kontribusi yang lebih bermanfaat secara konsisten dan berkelanjutan bagi pengembangan masyarakat lingkar tambang emas Martabe,” kata Tim Duffy dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Sabtu (8/9).
Penghargaan Platinum diraih PT Agincourt Resources (PTAR) dalam kategori bidang Tanpa Kelaparan (SDG’s 2) melalui Program Penguatan Kelembagaan Usaha Tani Penangkar Padi untuk Kemandirian Ekonomi. Pada 2016, PTAR menginisiasi program demplot penangkaran padi kepada Kelompok Tani Permata Hijau di Desa Sipenggeng Kecamatan Batangtoru dengan lahan seluas 1 Ha. Program ini untuk memperkenalkan dan mengedukasi kelompok tani dalam melakukan budidaya penangkaran padi.
Program demplot penangkaran ini dirasa perlu karena masih minimnya kelompok penangkar padi khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan adanya kelompok penangkar padi ini, diharapkan mampu menjadi solusi beberapa permasalahan pengembangan budidaya padi.
Dalam luasan 1 Ha ini, Kelompok Tani Permata Hijau berhasil menerapkan prinsip-prinsip budidaya penangkar padi berkat dukungan teknis dari BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan) Kecamatan Batangtoru dan UPT BPSB (Unit Pelaksana Teknis – Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) Tapanuli Selatan.
Keberhasilan ini menjadi modal dan memberikan motivasi bagi kelompok tani untuk melakukan ekstensifikasi. Keberadaan kelompok tani penangkar ini diharapkan mampu menjawab tantangan di atas dalam hal budidaya pertanian padi secara umum.
Seiring berjalan waktu, luasan area tanam bertambah mencapai 15 Ha (2017) dengan melibatkan 4 kelompok tani. PTAR bersama dengan Kelompok Tani, BP3K Kecamatan Batangtoru dan UPT BPSB Tapanuli Selatan melakukan diskusi untuk menjaga keberlanjutan usaha penangkaran padi ini. PTAR juga melibatkan pihak ketiga untuk melakukan assessment terkait rekomendasi apa yang tepat untuk menjamin keberlangsungan usaha penangkaran padi.
Sementara itu, enam penghargaan Gold diraih masing-masing melalui kategori Bidang Kehidupan Sehat dan Berkualitas (SDG’s3) dengan dua program yaitu melalui program Masyarakat Sadar dan Bebas Penyakit TB serta program Gerakan Semua Berhak Sehat dan Sejahtera (Kelompok Rentan). Penghargaan Gold ketiga di bidang Tanpa Kelaparan (SDG’s 2) melalui Program Penguatan Kemandirian Kelompok Tani Rentan (Vulnerable Community) terhadap Sarana Budaya Pertanian dan Akses Modal. Di bidang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG’s 8) penghargaan Gold keempat diraih melalui Program Pengembangan Ekonomi Komunitas Berbasis Produk 3 R (Reuse, Reduce Recycle).
Sementara penghargaan Gold kelima dan keenam diraih masing-masing di Bidang Air Bersih dan Sanitasi Layak (SDG’s 6) melalui Program Gerakan Promosi Kesehatan Sanitasi Lingkungan Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) – STOP Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan di Bidang Pendidikan Berkualitas (SDG’s 4) untuk Program Beasiswa Sahabat Cerdas Tambang Emas Martabe.
Sedangkan tiga Penghargaan Silver diraih masing-masing, pertama untuk bidang Kesetaraan Gender (SDG’s 5) melalui Program Pengembangan Koperasi Wanita – Koperasi Sahata Satahi Saoloan. Penghargaan silver kedua di Bidang Tanpa Kelaparan (SDG’s 5) melalui Program Edukasi Kewirausahaan Induktif melalui Budidaya Tanaman Akar Rimpang – Kelompok Wanita Tani Bandar Hapinis. Sementara penghargaan Silver ketiga adalah di Bidang Ekosistem Daratan (SDG’s 15) untuk Program Pengembangan Model Budidaya Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan – Griya Upa Tondi.
ISDA merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Corporate Forum for Community Development (CFCD) yang didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan sejumlah kementerian lainnya. Penyerahan penghargaan berlangsung di Hotel Bidakara, Jumat (6/9).
ISDA 2019 diberikan berdasarkan pada pemenuhan kriteria program pemberdayaan masyarakat terhadap 17 SDGs oleh PBB. Penghargaan serupa telah diselenggarakan oleh CFCD sejak 2010. Tahun ini total terdapat 66 perusahaan dari sektor pertambangan, energi, industri manufaktur dan jasa yang bersaing mendapatkan penghargaan. Adapun di Indonesia, penerapan dan pencapaian SDGs didukung oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden No.59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. (RA)
Komentar Terbaru