JAKARTA- Pemerintah akan terus membenahi tata kelola gas dari waktu ke waktu supaya lebih kondusif terhadap industri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah akan mendorong agar harga gas bisa berkurang hingga 30 persen.
Menurut Sudirman, selain memacu pertumbuhan sektor hilir, penurunan harga gas itu diyakini akan mengundang investasi baru baik hilir maupun hulu migas. Penurunan harga gas tersebut akan dilakukan dari sisi hulu hingga hilir.
Dari sisi hulu, lanjutnya, penurunan harga gas dilakukan dengan mengurangi bagian penerimaan pemerintah (government take). Sedangkan di sisi midstream dan distribusi, penurunan harga akan dilakukan dengan menerapkan regulated margin sehingga biaya transmisi dan distribusi dapat diterapkan secara adil. “Pembentukan badan penyangga gas nasional salah satunya akan menjamin penyediaan dan penurunan harga gas dengan sistem yang lebih sederhana,” ujarnya.
Sudirman mengapresiasi gagasan integrasi antara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) dan PT Pertamina Gas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang akan berdampak besar bagi efisiensi bisnis gas. “Investasi infrastuktur akan lebih efisien. Juga open access (akses bersama) pipa gas segera dapat diberlakukan. Tentu saja perlu didahului dengan kajian komprehensif, tetapi kalau berorientasi pada dampak makro, maka saya yakin bisa menemukan solusi,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja mengatakan, salah satu tujuan penerbitan Permen ESDM No 37 Tahun 2015 adalah menurunkan biaya transaksi melalui pemangkasan rantai distribusi dan transportasi.
“Alokasi gas untuk trader hanya dapat diberikan kepada BUMN, BUMD, dan badan usaha yang memiliki fasilitas dan hanya boleh dijual ke pengguna akhir. Dengan demikian trader gas berlapis-lapis yang membuat marjin relatif tinggi dapat dihilangkan,” kata dia. (DR)
Komentar Terbaru