JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan peluang kerja sama dengan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) asal Uni Emirat Arab (UEA) masih terbuka lebar untuk pembangunan fasilitas pengolahan dan produksi petrokimia di Komplek Kilang Balongan.
Ignatius Tallulembang, Direktorat Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengatakan pembangunan fasilitas petrokimia merupakan bagian dari revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP) Kilang Balongan yang dibagi menjadi tiga fase.
“Balongan ada tiga fase, yakni fase I, II dan III. Untuk fase I dan II adalah upgrading kilang eksisting disitu ada produk yang diproses menjadi petrokimia. Fase III membangun refinery dengan petrokimia,” kata Tallulembang dalan konferensi pers, Jumat (5/6).
Menurut Tallulembang, meskipun telah terlebih dulu bekerja sama dengan China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan, Adnoc masih berminat untuk bergabung dengan CPC di Balongan. Saat ini Adnoc tengah melakukan feasilibity study yang kemungkinan baru akan selesai Agustus 2020. Jika sepakat, kedua perusahaan bisa bekerja sama di fase ketiga bersama Pertamina.
“Mungkin Agustus nanti bakal ada next step, termasuk nanti menggabungkan Adnoc dan CPC. Ini untuk refinery crude to chemical, jadi ada di fase III Balongan,” kata Tallulembang.
Pada Juli 2019, Pertamina dan Adnoc telah menandatangani Comprehensive Strategic Framework (CSF) untuk menjajaki peluang kerja sama bisnis minyak dan gas. Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Menteri Negara UEA sekaligus CEO Adnoc Group Dr Sultan Ahmed Al Jaber dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Dengan perjanjian ini, Pertamina dan Adnoc akan menjajaki peluang kerja sama di sektor hulu hingga hilir. Proyek yang menjadi pertimbangan termasuk partisipasi di sektor hulu migas UEA, kilang, petrokimia, LNG, LPG, Avtur dan bisnis ritel migas di Indonesia.
Pertamina juga melakukan tanda tangan Head of Agreement (HoA) dengan CPC Taiwan, Jumat (5/6). Untuk fase I dan II merupakan pengembangan kilang eksisting yang ditargetkan rampung 2022 mendatang. “Balongan ini makanya justru jadi lebih cepat selesai dibandingkan Balikpapan yang mulai duluan prosesnya,” kata Tallulembang.(RI)
Komentar Terbaru