JAKARTA – Sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) berpotensi kian mengalami keterpurukan. Banyak agenda-agenda sektor pertambangan minerba yang terhambat pengembangannya akibat ketiadaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) definitif.
“Terutama dikaitkan dengan target-target pemerintah dan kondisi kegiatan usaha yang sudah lama mengalami penurunan,” ujar Budi Santoso, Direktur Center for Indonesian Resources Studies (CIRUSS), kepada Dunia Energi, Senin (22/8).
Archandra Tahar yang baru 20 hari bertugas sebagai Menteri ESDM diberhentikan Presiden Joko Widodo pada Senin (15/8) lalu karena masalah status kewarganegaraan. Presiden kemudian menunjuk Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM.
Menurut Budi, kepercayaan para investor cenderung tidak terpengaruh dengan pemberhentikan Archandra. Di sisi lain investor bisa melihat positif dari pemerintah ketika ada hal yang tidak tepat langsung membuat keputusan walau tidak populer.
“Pemerintah harus secepatnya mencari orang-orang yang siap untuk menteri yang baru, karena permasalahan sudah menumpuk dan tidak ada waktu untuk belajar lagi,” tegas dia.
Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, mengatakan kegaduhan tak henti sektor ESDM ini sudah terjadi sejak lama dari zaman Orde Lama ke Orde Baru hingga Orde Reformasi dan terakhir ke era Presiden Joko Widodo.
“Mengapa presiden butuh waktu yang terlalu lama untuk menetapkan Menteri ESDM yang baru? Menteri baru harus punya visi kuat bagaimana memamfaatkan cadangan yang ada untuk membangun dan menyediakan energi ke masa depan,” tandas Ferdinand.(RA)
Komentar Terbaru