JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak akan meningkat pada semester II 2016 setelah selesainya berbagai perawatan peralatan dalam rangka meningkatkan standar keamanan.
Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan perawatan secara menyeluruh tengah dilakukan anak usaha perseroan, PT Pertamina EP sehingga terjadi penurunan produksi. “Masalah hoist di Randegan membuat kita jadi lebih mawas diri dan meningkatkan perhatian ke safety. Karena itu rekan-rekan di Pertamina EP sementara ini sedang melakukan perawatan secara menyeluruh,” kata Syamsu Alam kepada Dunia Energi.
Dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2016, pemerintah mengajukan penurunan target produksi siap jual (lifting) minyak nasional dari 830 ribu barel per hari (bph) menjadi 810 ribu barel bph. Namun demikian lifting dari Pertamina EP saat ini sudah melewati target yang ditetapkan RAPBNP. Dalam RAPBN-P lifting Pertamina EP sebesar 85,7 ribu bph, sementara realisasi saat ini rata-rata produksi sebesar 86.2 ribu bph.
Hal serupa juga terjadi di PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore saat ini realisasinya sebesar 10,4 ribu bph dari target RAPBNP sebesar 9,2 ribu boepd. Sementara itu, PHE ONWJ masih berada sedikit dibawah target yakni realisasi sebesar 36,6 ribu bph dari target 37,3 ribu bph.
Syamsu menegaskan ketika perawatan selesai, Pertamina juga tengah menyiapkan langkah lain untuk kembali menggenjot prosduksi. “Andalan produksi dari work over dan drilling, Pertamina EP juga tengah evaluasi failitas seperti penambahan kompresor dan lain-lain untuk memacu kembali produksinya,” ungkapnya.
Menurut Syamsu, perawatan memang memakan waktu lama, tapi itu konsekuensi yang harus dihadapi jika keselamatan pekerja jadi prioritas utama. Selain menunggu proses perawatan selesai, Pertamina juga terus melanjutkan rencana akuisisi beberapa lapangan, termasuk lapangan luar negeri.
“Kita masih terus evaluasi beberapa lapangan, termasuk di Iran yang kita bidik beberapa blok migasnya” tandas Syamsu.(RI)
Komentar Terbaru