JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan kapasitas produksi pabrik metanol di Bojonegoro akan selesai pada tahun 2027. Nantinya produksi metanol dari sana akan jadi penopang program Bahan Bakar Nabati (BBN).
“Kita mudah-mudahan itu nanti dengan percepatan. Kita mengharapkan akhir 2027 itu bisa diselesaikan industri metanol di Bojonegoro,” kata Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (14/3).
Pemerintah memang menargetkan peningkatan pemanfaatan bioetanol untuk bahan bakar dalam program mandatori Biodiesel. Metanol sendiri jadi salah satu bahan baku campuran yang digunakan untuk menghasilkan produk Biodiesel. Jika saat ini program mandatori baru 40% campuran biodiesel yang dicampur dengan solar, maka tahun depan persentase penggunaan biodiesel akan meningkat menjadi B50 dimana kebutuhan metanolnya bisa mencapai 2 juta ton per tahun.
“Jadi, ketersediaan metanol dalam negeri itu kan juga relatif terbatas. Jadi, dari kebutuhan sekitar 2,3 juta, ya kita baru produksi dalam negeri sekitar 300 ribu. Berarti 2 juta kita masih impor,” ujar Yuliot.
Nantinya metanol yang diproduksi bakal berasal dari bahan baku gas. Untuk itu produksi gas juga harus dijaga betul untuk memastikan ketersediaan feed stock metanol dimana kebutuhan gasnya mencapai 90 MMscfd. (RI)
Komentar Terbaru