JAKARTA – Pemerintah baru saja mengumumkan lelang blok migas tahap II jelang penutupan tahun 2024. Ada optimisme tinggi pada lelang kali ini karena 90% atau atau lima dari enam blok migas yang dilelang dilajur dengan mekanisme langsung. Artinya sudah ada terlebih dulu perusahaan yang melakukan study (joint study) di blok tersebut, sehingga hampir dipastikan nantinya lima blok sudah memiliki empunya.
Optimisme tinggi juga dirasakan pada lelang kali ini karena total estimasi potensi cadangan migas dari seluruh blok yang dilelang menurut pemerintah tembus 48 miliar barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent/BOE). Satu hal yang menarik dari sekian banyak estimasi itu ternyata di dominasi oleh dua blok migas yang berada di wilayah Papua Barat yaitu Gaea dan Gaea II dengan total estimasi potensi cadangan di dua blok tersebut mencapai 30 miliar BOE.
Tentu menjadi sangat menarik untuk mengetahui kontraktor mana yang akhirnya bakal mengelola dua wilayah yang kaya akan migas tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Dunia Energi, bisa dipastikan bahwa pelaku usaha yang sudah melakukan joint study di Gaea dan Gaea II adalah perusahaan asing. Berbagai pihak menolak membisikan siapa perusahaan yang beruntung dapatkan harta karun di Papua tersebut, karena masih dalam tahapan lelang.
Namun demikian jika dilihat kondisi saat ini memang tidak banyak kontraktor yang beroperasi di tanah Papua, hanya ada nama- nama besar yang ada misalnya tentu ada Pertamina. Namun saat ini Pertamina hanya kelola lapangan -lapangam tua.
Kemudian yang terbesar adalah bp, perusahaan asal Inggris yang memproduksi gas dari blon Berau serta memiliki fasilitas pengolahan LNG Tangguh. Saat ini bp adalah salah satu produsen utama gas di Indonesia. Selanjutnya ada Genting Oil yang mengelola blok Kasuri. Lalu ada juga Petrogas di blok Kepala Burung.
Kemungkinan besar kontraktor yang telah bercokol di Papua untuk mengelola blok baru di Papua memang ada. Apalagi bp yang dalam tiga tahun terakhir terlihat sangat aktif memburu sumber gas baru untuk dikelola di fasilitas kilang LNG-nya. bp sendiri baru saja memenangkan lelang blok Agung I dan II di dekat wilayah Bali. bp juga punya keunggulan karena sudah memiliki fasilitas penunjang mumpuni di sekitar Papua untuk mengembangkan gas alam.
Namun demikian tidak tertutup juga kemungkinan lain yakni adanya pemain baru di Papua. Yang pasti potensi di Gaea dan Gaea II ini tidak bisa dianggap remeh karena jika benar ditemukan dan terbukti ada cadangan gas, jumlahnya bisa langsung memastikan ketahanan energi nasional serta membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang makin memantapkan diri di bisnis gas alam dunia.
Blok Gaea memiliki potensi cadangan 9,6 miliar barel minyak (BBO) dan 71,8 TCF gas dengan skema kontrak Cost Recovery dan bagi hasil yang ditawarkan 55:45 untuk minyak dan 50:50 untuk gas. Lalu Gaea II dengan potensi minyak mencapai 8,5 BBO dan 35,1 TCF. Menggunakan skema cost recovery dan bagi hasil yang ditawarkan 55:45 untuk minyak dan 50:50 untuk gas.
Tidak tanggung-tanggung estimasi potensi cadangan gas yang terkandung dalam dua blok tersebut jika digabung mencapai 106,9 Triliun Cubic Feet (TCF). Jumlah itu tentu jauh diatas jumlah cadangan gas terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini yakni di wilayah Natuna dengan potensi mencapai 46 TCF serta di Masela dengan cadangan gas yang siap diproduksikan sebesar 18,5 TCF.
Komentar Terbaru