JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) sukses melakukan berbagai gebrakan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Air, mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia hingga pengembangan ekosistem hidrogen secara end to end.

Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan Indonesia memiliki potensi EBT yang luar biasa dan beragam yaitu sebesar 3.687 GW, namun baru 0,3% yang dimanfaatkan, karenanya dia mengajak berbagai pihak untuk bekerja lebih keras lagi melalui kolaborasi bersama. Pihaknya juga menambahkan bahwa melalui ajang Electric Connect 2024 dapat menjadi forum kolaborasi global untuk mendorong penggunaan energi terbarukan.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan Electricity Connect 2024 ini yang merupakan forum yang tepat untuk berkonsolidasi, menyamakan persepsi, menyiapkan regulasi, adaptasi teknologi, digitalisasi serta membangun keunggulan sumber daya manusia di sektor ketenagalistrikkan dalam menggairahkan investasi di bidang kelistrikan yang berbasis EBT,” kata Yuliot dalam keterangannya, Sabtu (30/11).

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), mengungkapkan PLN akan memenuhi Kebutuhan sebesar 103 GB dimana 75 GB berbasis pada EBT. Hal ini adalah visi misi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan PLN siap mendukung. PLN akan beralih dari fosil base development to green energy development and great magnificient opportunity.

“PLN akan merancang dan membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi sehingga pelaku usaha dapat membangun kolaborasi yang berbasis pada spirit of fairness berkembang bersama sehingga misi dari Pemerintah bisa tercapai,” ujar Darmawan.

Untuk mendukung mendukung pengembangan EBT pada sektor kelistrikan, PLN Indonesia Power pun telah melakukan gebrakan energi hijau.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, mengungkapkan, gebrakan tersebut meliputi pengembangan proyek Hijaunesia terdiri dari 12 PLTS dan 1 PLTB dengan total kapasitas 1.055 MW.

Gebrakan lainnya adalah mengembangkan proyek Hydronesia berkapasitas 2.135 MW dan geothermal berkapasitas 280 MW, serta mengembangkan potensi energi panas bumi bekerja sama dengan global player.

PLN Indonesia Power juga membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1 GWp per tahun dengan TKDN 41%. Keberadaan fasilitas tersebut akan mendorong pengembangan PLTS secara masif.

Di sisi lain, Edwin mengungkapkan bahwa PLN Indonesia Power juga menyiapkan energi alternatif masa depan dengan membangun Geothermal Green Hydrogen Plant pertama di Asia Tenggara dan Hydrogen Refuelling Station pertama di Indonesia.

“PLN Indonesia Power pun mengajak berbagai mitra, pengembangan panas bumi hingga mengembangkan ekosistem hidrogen dari hulu ke hilir,” kata Edwin.

Atas pencapaian tersebut PLN IP dianugerahi Best Emerging Large Scale Renewable Energy Development pada acara Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI).

“Penghargaan yang kami dapatkan ini jadi bukti nyakta bahwa kami concern dalam pengembangan EBT di Indonesia demi tercapainya Net Zero Emission pada 2060,” kata Edwin.