JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan laba bersih US$717,11 juta pada sembilan bulan 2024, melonjak 958% dibanding periode yang sama 2023 sebesar US$62,67 juta. Lonjakan laba didorong peningkatan penjualan bersih 117% menjadi US$2,495 miliar dibanding periode sembilan bulan 2023 sebesar US$1,15 miliar.

Kenaikan penjualan bersih ditopang penjualan emas yang naik signifikan. Kontribusi penjualan emas pun naik dari 39% menjadi 54% dari total penjualan bersih pada sembilan bulan 2024.

“Kinerja keuangan kami yang kuat terutama didorong peningkatan signifikan pada volume penjualan tembaga dan emas, yang masing-masing tumbuh 55% dan 146%. Selain itu, kenaikan harga emas sebesar 21% dan kenaikan harga tembaga sebesar 6% ikut mendorong kinerja perusahaan,” ujar Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman Internasional, Kamis (28/11).

Kinerja keuangan Amman Internasional ditopang oleh entitas anak, PT Amman Mineral Nusa Tenggara selaku pemilik konsesi sekaligus operator tambang Batu Hijau. Sejak mengambil alih operasi Batu Hijau pada 2016, perusahaan secara konsisten mencetak rekor produksi. Batu Hijau sendiri merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia.

“Tahun ini, kami mencatat tonggak sejarah baru dengan mencapai rekor produktivitas pertambangan dan produksi tertinggi untuk periode sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2024,” kata Direktur Utama AMMN Alexander Ramlie.

Ramlie mengungkapkan, produksi konsentrat Amman Mineral Nusa Tenggara meningkat signifikan sebesar 85% dibanding tahun lalu menjadi 637 ribu metrik ton. Sementara produksi tembaga dan emas juga naik masing-masing 68% menjadi 335 juta pon dan 173% menjadi 573 ribu ons. “Pertumbuhan yang mengesankan ini didukung oleh produksi bijih berkadar tinggi dari Fase 7,” kata Ramlie.(AT)