JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Djoko Siswanto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) yang baru menggantikan Dwi Soetjipto.

Djoko dilantik secara resmi oleh Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kementerian ESDM, Kamis malam (7/11).

Bahlil menyatakan presiden Prabowo menitipkan pesan agar kedaulatan energi harus, termasuk oleh SKK Migas melalui peningkatan lifting migas. Salah satunya adalah dengan menggenjot kegiatan eksplorasi sehingga bisa mendapatkan giant discovery.

“Sejauh ini ada 301 pemboran eksplorasi, 195 sumur di Pertamina sisanya yang lain. Tuntaskan pemboran eksplorasi. Pangkas aturan Eksplorasi yang menghambat lifting,” kata Bahlil dalam pelantikan, Kamis (7/11).

Selain itu Bahlil juga meminta Djoko dan SKK Migas melakukan penataan sistem jika memang perlu Djoko harus tegas terhadap jajarannya.

Selain itu dari sisi gas pada tahun 2026 diprediksi terjadi surplus. SKK Migas harus memproyeksikan pemanfaatan gas tersebut untuk digunakan di dalam negeri.

“Gas bahan baku lpg C3 C4 dimana, kita bangun industrinya, pemegang konsesi kkks yg gas produksi 2026-2027 kita 60-70% di dalam negeri harus didorong hilirisasi, semua dalam rangka kedaulatan energi,” jelas Bahlil.

Djoko Siswanto sendiri sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN). Dia menyelesaikan pendidikan diploma di jurusa Teknik Mesin, Politeknik, Universitas Indonesia. Kemudian meraih gelar sarjana Teknik Perminyakan ITB Mahasiswa Pertama yang dapat menyesaikan studi 4 (empat) tahun sejak didirikannya Teknik Perminyakan ITB, (1986 – 1990). Kemudian meraih magister di MBA Program, Edinburgh Business School, Herriot Watt University, UK, (2000 – 2001).

Dia juga meraih gelar MBA Specialist Oil & Gas Management, Center of Energy Petroleum Mineral Law & Policy (CEPMLP), Dundee University UK. Dia menjadi orang Indonesia Pertama yang mendapat gelar, MBA Specialist Oil & Gas Management (2001 – 2002). Djoksos meraih gelar Doktor pada Teknik Perminyakan ITB., (2006 – 2011).

Dia memulai karirnya di dunia migas pada tahun 1990 di PT. Sarana Putra Makmur sebagai Petroleum Engineer. Kemudian bergabung dengan pemerintah pada tahun 1992 di Direktorat Jendral Migas. (RI)