JAKARTA – Perombakan lembaga tinggi negara kembali terjadi, kali ini menyasar di lembaga yang mengurus bisnis hulu migas Indonesia yaitu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

Informasi yang diterima Dunia Energi malam ini akan dilakukan pelantikan pimpinan SKK Migas yang baru oleh Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber Dunia Energi ada beberapa nama yang memang masuk dalam bursa pimpinan SKK Migas. Kabarnya dua posisi teratas akan memiliki pejabat baru yakni Kepala dan Wakil Kepala SKK Migas.  Mereka antara lain, Nanang Abdul Manaf, Luky Agung Yusgiantoro, Anggawira serta Djoko Siswanto.

Namun demikian sampai berita ini ditulis Nanang Abdul Manaf ternyata masih dalam perjalanan dari Abu Dhabi sebagai perwakilan pemerintah dalam gelaran Adipec. Nanang sendiri saat ini dikenal sebagai Tenaga Ahli Menteri ESDM. Dua nama lainnya yakni Luky dan Anggawira diisukan jadi kandidat kuat untuk duduki jabatan Wakil Kepala SKK Migas. Sementara Djoko Siswanto menjadi sosok paling santer diisukan menjadi Kepala SKK Migas menggantikan Dwi Soetjipto.

Djoko Siswanto sendiri saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN). Sayangnya, sosok yang pernah menjabat sebagai Dirjen Migas itu masih belum menjawab konfirmasi yang disampaikan Dunia Energi melalui aplikasi WhatsApp.

Djoksis menyelesaikan pendidikan diploma di jurusa  Teknik Mesin, Politeknik, Universitas Indonesia. Kemudian meraih gelar sarjana Teknik Perminyakan ITB Mahasiswa Pertama yang dapat menyesaikan studi 4 (empat) tahun sejak didirikannya Teknik Perminyakan ITB, (1986 – 1990). Kemudian meraih magister di MBA Program, Edinburgh Business School,  Herriot Watt University, UK, (2000 – 2001).

Dia juga meraih gelar MBA Specialist Oil & Gas Management, Center of Energy Petroleum Mineral Law & Policy (CEPMLP), Dundee University UK. Dia menjadi orang Indonesia Pertama yang mendapat gelar, MBA Specialist Oil & Gas Management (2001 – 2002). Djoksos meraih gelar Doktor pada Teknik Perminyakan ITB., (2006 – 2011).

Dia memulai karirnya di dunia migas pada tahun 1990 di PT. Sarana Putra Makmur sebagai Petroleum Engineer. Kemudian bergabung dengan pemerintah pada tahun 1992 di Direktorat Jendral Migas.